Solopos.com, SOLO – Para atlet Indonesia National Paralympic Committee (NPC) Indonesia telah menjalani pemusatan latihan awal pekan ini di Kota Solo. Leani Ratri Oktila dkk. mulai menyiapkan diri jelang dua ajang sekaligus yakni ASEAN Para Games 2021 dan Asian Para Games 2022 mendatang.
Wakil Sekjen NPC Indonesia, Rima Ferdianto, saat dijumpai wartawan, Kamis (7/10/21) malam, mengatakan para atlet mulai berkumpul setelah mengikuti Paralympic Games Tokyo 2020 bulan lalu. Menurutnya, informasi yang diperoleh dari Presiden NOC Filipina, Abraham Tolentino, ASEAN Para Games 2021 di Vietnam akan digelar pada bulan Juni 2022 atau sebulan setelah SEA Games.
Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota
Indonesia bakal menerjunkan atletnya di sepuluh cabang olahraga yakni atletik, boccia, panahan, judo, angkat berat, badminton, renang, tenis meja, catur dan goalball.
Baca Juga: Juoooss! Indonesia Bekuk Jerman 4-1 di Piala Uber 2021
“Ada 186 atlet yang telah kami panggil dan sudah 90 persen atlet berada di Solo. Persiapan ini kami fokuskan untuk menghadapi ASIAN Para Games 2022 di Hangzhou, China, pada Oktober 2022,” kata Rima.
Menurutnya, ASEAN Para Games bukan menjadi fokus utama. Rima memilih fokus di Asian Para Games dengan mengikuti 13 cabor. Selain 10 cabor di ASEAN Para Games 2021, Indonesia menambahkan tiga cabor lain yakni lawn ball, menembak, dan sepeda. Para atlet di tiga cabor itu akan bergabung di Solo pada Januari 2022.
“Entah jadi digelar atau tidak ASEAN Para Games, pemusatan latihan tetap jalan terus. Asian Para Games sudah pasti digelar dan menjadi target utama kami,” kata dia.
Rima menambahkan untuk Asian Para Games 2022 di China, Indonesia tak memasang target lima besar seperti pencapaian 2018 lalu. NPC Indonesia menargetkan posisi delapan besar se-Asia.
Ia menambahkan atlet yang sudah dipanggil belum garansi terjun pada dua ajang itu. Ia memprediksi akan ada penyesuaian setelah Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) di Papua pada 2 November hingga 15 November 2021. Atlet berlevel internasional hanya boleh turun pada nomor elite. Mereka bakal ditantang atlet-atlet level nasional perwakilan berbagai provinsi.
Baca Juga: Jos! Atlet Angkat Besi Jateng Raih Emas & Pecahkan Rekor Nasional
“Atlet kategori elite hanya boleh ikut nomor elite. Sementara atlet nasional boleh ikut nomor elite. Jika ada atlet nasional yang menempati posisi satu atau dua di nomor elite, secara otomatis akan kita panggil ke Solo,” jelas Rima.
Dalam Paralympic Games Tokyo, Indonesia berada di urutan ke-43 mengoleksi dua emas, tiga perak, dan empat perunggu. Enam medali diraih dari cabor badminton dengan raihan dua emas, dua perak, dan dua perunggu. Sisanya, Indonesia meraih satu perunggu di cabor atletik dan medali perak di cabor angkat besi.