SOLOPOS.COM - Inggris Larang Penggunaan Sedotan Plastik Hingga Cutton Bud. (CNBC)

Solopos.com, LONDON — Dalam upaya mengatasi polusi, Inggris mulai melarang penggunaan sedotan plastik, pengaduk, dan cotton bud. Dalam beberapa tahun terakhir masyarakat Inggris sudah memulai kesadaran tinggi tentang masalah polusi plastik. Bahkan sejumlah perusahaan besar Inggris telah mengambil langkah untuk mengurangi penggunaan plastik dalam produksinya.

Hari Ini Dalam Sejarah: 24 September 1841, Brunei Serahkan Sarawak ke Inggris

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dilansir CNBC, Sabtu (3/10/2020), larangan ini mulai berlaku pada Kamis (1/10/2020). Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi efek polusi plastik terhadap lingkungan.

Namun peraturan ini juga memberikan pengecualian bagi orang dengan kondisi medis dan disablitas. Orang yang memiliki keadaan tersebut, dapat meminta sedotan plastik di restoran atau pub, dan dapat membelinya dari apotek.

Menurut pemerintah diperkirakan 4,7 miliar sedotan plastik, 1,8 miliar cotton bud bertangkai plastik, dan 316 juta pengaduk plastik digunakan di Inggris setiap tahun. Sebagian besar dari mereka berakhir di laut. Tidak hanya itu, bekas-bekas dari benda-benda tersebut diketahui dapat membahayakan satwa liar dan lingkungan.

Sedotan Plastik Tak Ada di Sejumlah Outlet

Kini sejumlah outlet di Inggris, sudah mulai menjauh dari jenis produk plastik bahkan sebelum larangan ini diberlakukan. Banyak restoran dan bar, telah mengganti sedotan plastik dengan sedotan kertas. Selain itu mereka juga mengganti alat makan dan pengaduk plastik dengan jenis bahan yang bisa terurai.

Kepala BNPT Sambangi Habib Novel di Solo, Kenapa Ya?

Laura Foster, Kepala bersih kelautan di Marine Conservation Society menyambut baik peraturan tersebut. Dia mengatakan acara tahunan “Great British Beach Clean” menunjukkan bahwa jumlah batas kapas yang mengotosi pantai Inggris menurun.

Sion Elis William, juru kampanye plastik di Friend of the Earth menggambarkan larangan sedotan plastik, pengaduk, dan cotton bud sebagai peraturan yang bagus. Menurutnya pemerintah Inggris harus lebih keras terhadap penggunaan plastik dengan memasukkan target yang mengikat secara hukum. Hukum ini untuk membendung semua sumber pencemaran plastik, dalam RUU lingkungan yang sedang disahkan oleh DPR.

“Para menteri juga harus berbuat lebih banyak untuk menentang budaya membuang, dan memaksa masyarakat untuk beralih dari semua bahan sekali pakai, dan mengganti bahan alternatif yang dapat digunakan kembali.

Covid-19 Klaten: Tracing Klaster Warung Makan di Wonosari, 21 Orang Kontak Erat

Telah Berlaku April

Aturan ini sebenarnya akan diberlakukan pada bulan April, tetapi ditolak oleh pihak berwenang, dengan alasan pandemi Covid-19 dan gangguan ekonomi sebagai alasan dibalik keputusan penundaan.

Diketahui larangan ini menyusul dengan pengumuman pada bulan Agustus, bahwa biaya untuk kantong plastik sekali pakai, akan digandakan menjadi 13 sen mulai April 2021. Selain itu beberapa tahun terakhir, beberapa bisnis juga melakukan gerakan mengurangi penggunaan plastik.

Bulan lalu, perusahaan lego mengatakan akan menghapus kantong plastik sekali pakai dalam produknya, dengan uji coba kantong kertas yang dapat didaur ulang.

Covifor, Obat Virus Corona Asal India Masuk ke RS Indonesia

Pada Oktober 2019, pembangkit tenaga listrik barang konsumen Unilever mengatakan akan mengurangi separuh penggunaan plastik mentah pada tahun 2025. Termasuk bisnis dengan merek Dove, Ben&Jerry’s, dan Lipton yang mengatakan akan memotong penggunaan mutlak kemasan plastik hingga lebih dari 100.000 metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya