Solopos.com, SOLO — Pengelolaan sampah di Kota Solo sudah lama menjadi masalah, terutama setelah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo di Mojosongo, Jebres, Solo, overload sejak 2010 lalu. Berbagai upaya dilakukan Pemkot Solo untuk mengurangi volume sampah yang masuk TPA.
Sejalan dengan itu, Pemkot Solo juga menggandeng investor untuk mengolah sampah di TPA Putri Cempo yang sudah menggunung menjadi energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Baca Juga: Gibran Puji Papi Sarimah Banjarsari, Kecamatan Lain Diminta Meniru
Namun, begitu pengolahan sampah menjadi listrik di TPA tidak akan selesai jika volume sampah yang masuk tidak dikendalikan. Saat ini tiap hari rata-rata volume sampah yang masuk ke TPA Putri Cempo berkisar 250-300 ton.
Karena itu lah, penting untuk mulai pengelolaan sampah dari hulu, yakni dari rumah-rumah warga. Seperti yang digagas oleh Pemerintah Kecamatan Banjarsari, Solo, dengan program Papi Sarimah atau Paksa Pilah Sampah dari Rumah.
Baca Juga: Seriusi Instruksi Gibran, DLH Solo Ajak 5 Camat Bahas SOP Papi Sarimah
Dalam program warga diharuskan memilah sampah sejenis plastik atau nonorganik yang bisa didaur ulang dan sampah organik yang tidak bisa didaur ulang seperti sisa makanan, sayuran, popok. Program ini diharapkan menjadi solusi pengelolaan sampah di Kota Solo.