SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SUKOHARJO—Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo meminta petani di sejumlah wilayah di Kabupaten Sukoharjo melakukan gerakan pengendalian serangan hama tikus dan keong mas saat memasuki musim tanam 2019.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Netty Harjianti mengatakan sosialisasi dan penyuluhan dengan melibatkan berbagai unsur terkait serta para petani terus dilakukan memasuki musim tanam tahun ini. Ada beberapa hal yang wajib dilakukan petani agar musim tanam berjalan lancar. Di antaranya pengendalian tikus dan keong mas serta antisipasi serangan hama sundep.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kami sampaikan kepada petani agar memperhatikan persiapan musim tanam. Selain pengolahan tanah dan alat, petani juga wajib lakukan pengendalian tikus lebih dulu,” ujar dia saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (2/1/2019).

Pengendalian tikus dinilai penting guna mengantisipasi serangan hama pengerat itu yang bisa merusak tanaman padi siap tanam. Menurutnya tikus mudah berkembang biak disaat musim penghujan ini sehingga diperlukan keaktifan para petani memberantas hama tersebut. Salah satunya melalui gerakan geropyokan tikus secara massal dan berkelanjutan. Kegiatan tersebut dilakukan dalam upaya mengantisipasi serangan hama tikus saat ada tanaman. Diharapkan agar populasi tikus tidak meningkat ketika saat mulai melakukan penanaman utamanya dalam tahap persemaian. Dampak serangan tikus terhadap tanaman sangat luar bias bisa gagal panen bahkan mengakibatkan lahan puso. 

Selain tikus, petani juga mewaspadai serangan hama keong mas yang kerap menempel pada batang tanaman. Hal ini akan membuat tanaman padi rusak dan berdampak pada hasil produksi yang tidak maksimal. Siklus hidup siput ini bergantung pada hujan, temperatur atau ketersediaan air dan makanan. Di daerah tropis, siput aktif dan bertelur sepanjang tahun.

“Saluran irigasi juga harus diperhatikan. Lakukan normalisasi saluran-saluran drainase dan buang semua sumbatannya. Jadi tidak hanya antisipasi hama saja, tapi juga infrastrukturnya,” katanya.

Petani Mojolaban, Sadimo, 63, mengaku kewalahan  membasmi hama keong mas. Selain sangat banyak, keong itu juga cepat berkembang. Padahal keong tersebut sudah dibasmi dengan racun, namun masih beranak.

Selain diserang keong mas, rata-rata tanaman padi milik petani juga diserang hama sundep. Yakni sejenis ulat yang hidup di batang padi. Hama tersebut membuat batang tanaman busuk. Praktis dengan serangan hama sundep dan keong mas itu dirinya bersama petani lain khawatir perkembangan tanaman padi. Guna menanggulangi serangan keong mas pihaknya setiap hari mengambil satu persatu keong yang menempel di batang tanaman padi. Sementara untuk mengatasi serangan hama sundep, dia mengaku masih mengandalkan insektisida.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya