SOLOPOS.COM - Pengenalan drone penyemprot oleh Dinas Pertanian Grobogan kepada para penyuluh dan petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT). (Istimewa-dok.Dinas Pertanian)

Solopos.com, PURWODADI – Kemajuan teknologi dimanfaatkan oleh Dinas Pertanian Grobogan dengan menggunakan drone penyemprot untuk mengatasi hama tanaman. Untuk itu pengenalan pengunaan drone diberikan kepada para penyuluh dan petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT).

Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Grobogan, Christina Setyaningsih, mengatakan untuk pengenalan drone dinas menggandeng pihak ketiga. Tahap awal, pengenalan drone diberikan kepada petugas lapangan pertanian.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

“Petugas lapangan mendapatkan pelatihan penggunaan drone penyemprot. Setelah itu, baru mereka mengenalkan penggunaan teknologi ini pada para petani,” jelasnya kepada wartawan, Kamis (14/12/2021).

Baca juga: Catat! Ditemukan Fosil Gading Gajah 1,5 Meter di Situs Patiayam

Kendati sudah mengenalkan drone penyemprot, namun Dinas Pertanian Grobogan belum memilikinya. Hal ini mengingat harga satu unit drone sekitar Rp100 juta, sehingga jika beli mungkin baru satu unit dulu.

Dijelaskan Christina, penggunaan teknologi di era industri 4.0 sudah menjadi kebutuhan termasuk di bidang pertanian. Mulai dari pemetaan wilayah, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen.

“Penggunaan teknologi drone penyemprot ini mampu mengubah budaya pertanian menjadi pertanian yang lebih modern. Ini adalah inovasi yang memiliki efek luas,” katanya.

Adanya drone penyemprot ini, lanjut dia, menjadikan aktivitas penyemprotan pestisida bisa lebih cepat, hemat air dan merata. Berbeda dengan penyemprotan manual sering pestisida tercecer dan tidak tepat sasaran sehingga boros.

“Penyemprotan pestisida menggunakan drone menjadi lebih efektif dan efisien karena penyemprotan tanaman dapat lebih tepat dan lebih cepat dibandingkan manual. Sehingga pertanian menjadi maju, mandiri dan modern,” ungkapnya.

Baca juga: Bupati Grobogan Minta Permasalahan Pertanian di MT Satu Diselesaikan

Ia menambahkan, drone bisa dimanfaatkan oleh petani, tidak hanya untuk menyemprot (pestisida), tapi juga untuk pemantauan tanaman hingga penanaman. Serta mendeteksi ganggunan hama penyakit, dan pertumbuhan gulma.

“Drone ini mempunyai kapasitas muat hingga 16 liter dengan ketinggian terbang 2,75-3 meter dari permukaan tanah. Dalam luas lahan satu hektar membutuhkan sekitar 30 liter pestisida dengan waktu penyemprotan sekitar 20-25 menit,” jelasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian Grobogan Sunanto menyampaikan penerapan teknologi drone di bidang pertanian dinilai lebih efisien, cepat dan hemat. Khususnya untuk perlindungan tanaman karena lebih tepat dalam mengindentifikasi segala macam penyebab kegagalan dalam budidaya secara lebih mudah dan efektif.

“Keberadaan drone juga dapat menjadi solusi dengan semakin berkurangnya tenaga kerja. Bahkan drone dapat menarik peluang generasi milenial yang tertarik dengan teknologi,” imbuhnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya