SOLOPOS.COM - Ilustrasi atap roboh. (okezone.com)

Tiga karyawan BPR terluka akibat atap gedung kantor mereka roboh, Senin (31/10/2016).

Solopos.com, KEDIRI — Tiga orang tertimpa material atap gedung Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Kediri yang tiba-tiba roboh, Senin (31/10/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketiga karyawan BPR itu yakni Supriyadi, 50, Ruli, 35, dan Ririn, 30, terluka akibat kejadian itu. Ketiganya langsung dibawa ke RSU Bhayangkara Kota Kediri.

“Korban Supriyadi mengalami luka paling parah,” kata Kapolsek Kediri Kota Kompol Totok Widiarto kepada wartawan, Senin, seperti diberitakan okezone.com.

Ekspedisi Mudik 2024

Insiden itu terjadi pukul 15.45 WIB  saat hujan deras. Didahului suara gemuruh,  atap bangunan yang berdiri sejak 2003 itu ambrol dan rata dengan tanah.

Menurut Totok, sebelum insiden terjadi di dalam ruangan terdapat 10 orang termasuk ketiga karyawan yang terluka. Supriyadi merupakan pegawai bagian umum. Sedangkan Ruli bekerja di bagian IT dan Ririn sehari-hari bertugas sebagai customer service.

“Ketiga korban terlambat keluar gedung saat insiden terjadi,” jelas Totok.

Informasi yang dihimpun, begitu mendengar gemertak bangunan hendak runtuh, salah seorang karyawan langsung memberi tahu Kepala BPR Kota Kediri, Sugianto. Bukannya meminta pergi dari  ruangan, Sugianto justru memerintahkan korban menyangga atap yang kritis itu dengan kayu.

Lebih besarnya tekanan dari atas membuat material kerangka kayu, plafon, dan genting ambrol juga. Sugianto lebih dulu angkat kaki menyelamatkan diri.

Sementara Supriyadi, Ruli, dan Ririn tertinggal dan menjadi korban. Menurut Totok, dari pemeriksaan awal, penyidik menemukan sejumlah bagian bangunan dalam kondisi lapuk.

Diduga hal itu yang menjadi penyebab ambruknya atap bangunan. Selain memasang police line di lokasi kejadian, polisi mengamankan beberapa benda berharga, termasuk sejumlah uang tunai.

Police line sepertinya akan kita pasang hingga besok. Saat ini kita masih melakukan penyelidikan penyebab insiden,“ ujar dia.

Ahmad Sofwul Anam, salah seorang karyawan BPR tersebut, mengatakan sejak dibangun pada 2003, gedung BPR itu belum pernah direhabilitasi. Ia pun tak heran bila ada sejumlah bagian bangunan yang lapuk.

Menurut dia, saat insiden terjadi, para karyawan yang berada di luar langsung menghambur ke dalam ruangan guna menyelamatkan ketiga korban yang tertimpa runtuhan. “Bangunan ini memang belum pernah direhab. Mungkin saja sudah banyak kerangka bangunan yang lapuk dan tidak mampu menyangga beban,“ ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya