SOLOPOS.COM - Direktur Jenderal (Dirjen) Pembangunan Kawasan Perdesaan (PKP) Kementerian Desa PDTT RI, Ahmad Erani Yustika, didampingi Sekda Karanganyar, Samsi, mengecek rice milling unit di Balaidesa Ngemplak, Karangpandan, Karanganyar, Jumat (2/3/2018). (Sri Sumi Handayani/JIBI/SOLOPOS)

BUM Desa Bersama Karanganyar memeroleh bantuan rice milling unit dari Kementerian Desa PDTT.

Solopos.com, KARANGANYAR—Badan Usaha Milik (BUM) Desa Bersama pengolahan beras organik mendapatkan bantuan Rp1 miliar untuk membangun rice milling unit atau penggilingan beras terintegrasi di kompleks Balaidesa Ngemplak, Karangpandan, Karanganyar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Alokasi dana itu diperoleh dari APBN 2017 Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kementerian Desa PDTT) Republik Indonesia. Bantuan rice milling unit diperuntukkan badan usaha milik desa (BUM) Desa Bersama.

Anggota BUM Desa Bersama adalah 15 desa di Kabupaten Karanganyar yang mengelola pertanian padi organik. Mereka adalah gabungan kelompok tani dari Karangpandan, Matesih, Mojogedang, Kerjo, Jenawi, dan lain-lain. Tetapi rice milling unit diletakkan di Balaidesa Ngemplak, Karangpandan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pembangunan Kawasan Perdesaan (PKP) Kementerian Desa PDTT RI, Ahmad Erani Yustika, meresmikan rice milling unit pada Jumat (2/3/2018).

Ahmad didampingi Direktur Pembangunan Ekonomi Kawasan Perdesaan Kementerian Desa PDTT RI, Lutfi Latif, dan lain-lain. Mereka meninjau rice milling unit dan hasil penggilingan beras. Beberapa kali Ahmad meminta pengurus Bumdes Bersama mengecek apakah mesin berfungsi dengan baik dan hasilnya memuaskan. Dia mengecek warna, bau, dan ukuran beras yang digiling menggunakan rice milling unit. Ahmad juga mengecek bekatul kemudian mengangguk. (baca juga: KOMODITAS PANGAN : Kualitas Beras Lebih Bagus, OP Karanganyar Diserbu Pembeli)

“Bagus hasilnya. Oke,” kata dia seusai mengecek kerja dan hasil rice milling unit kawasan perdesaan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Karanganyar, Samsi, berterima kasih kepada pemerintah pusat karena mengalokasikan bantuan pembuatan rice milling unit di Karangpandan. Samsi pun memanfaatkan momen bertemu Dirjen PKP Kementerian Desa PDTT untuk meminta bantuan lainnya. Dia meminta pemerintah pusat membantu petani membeli mesin pengering, mesin pemilah, dan truk.

“Terima kasih Pak Dirjen sudah memberikan bantuan. Cuma ada yang masih kurang, yakni mesin pengering. Karena musimnya saat ini seperti ini dan tidak memungkinkan,” kata Samsi.

Tak hanya mengharapkan bantuan untuk penambahan mesin pengering.

“Kalau ingin bantu petani supaya nilai beras naik, uang petani banyak ya tambah itu (mesin pengering). Alat transportasi kalau tidak truk ya mobil roda empat. Mesin pemilah itu perlu untuk beras hitam. Beras hitam kemasan ini kadang tercampur beras putih,” ujarnya.

Terkait alat transportasi untuk mengangkut pupuk, benih, maupun hasil panen, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar sudah membelikan 15 unit kendaraan roda tiga.

Samsi memaparkan tentang fungsi mesin pemilah. Produk padi organik Lereng Lawu itu diminati warga dari luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan, Malaysia, dan lain-lain. Sejumlah pelanggan enggan membeli produk beras hitam karena tercampur beras putih.

“Tercampur itu karena sejumlah sebab. Perilaku jemur dan penyerbukan. Itu mengganggu kualitas jual. Kami sudah diskusi dengan akademisi. Mereka mau membantu tapi pendanaan berat,” ungkap dia.

Sementara itu, Dirjen PKP Kementerian Desa PDTT RI, Ahmad Erani Yustika, mengungkapkan akan memfasilitasi permintaan Sekda tentang mesin pengering, pemilah, dan truk. Ahmad mengingatkan Permendesa No. 19/2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa 2018.

Dia meminta pendamping pertanian membaca dan menelaah peraturan tersebut. Salah satunya tentang pemanfaatan dana desa untuk mengembangkan kawasan perdesaan. Dia memberi contoh pengembangan kawasan organik melalui BUM Desa.

“Ada lebih dari satu desa bekerja sama untuk kembangkan wilayah di sektor pertanian dan sektor lain. Dana dari iuran masing-masing desa. Jangan sampai pembangunan jomplang. Bangun kerjasama antardesa. Digunakan pengembangan kawasan perdesaan dan mendukung program reforma agraria. Itu silakan,” papar dia.

BUM Desa Bersama beras organik bernutrisi Lereng Lawu Kabupaten Karanganyar mengusung merk Rice Me Up. Beras yang dibudidayakan dan diproses secara organik.

Sayangnya, pengemasan produk masih melibatkan perusahaan swasta karena petani belum memiliki alat pengemas.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Karanganyar, Riyanto Sujudi, menyampaikan harapan Bumdes dapat mengumpulkan gabah dan memproses kemudian mengemas.

Saat ini mereka sudah memiliki sejumlah produk beras organik, yakni beras hitam, beras merah, mentik susu, blended, cokelat, dan mentik wangi. Masing-masing produk dikemas dalam ukuran satu kilogram dan dua kilogram. Setiap produk dihargai Rp17.500-Rp25.000 tergantung jenis dan kemasan.

“Dirintis. Ya kami sih minta bantuan membeli alat-alat tersebut. Supaya petani ini bisa memproses padi dari hulu hingga hilir,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya