SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, (tengah), bersama Bupati Karanganyar, Juliyatmono, (kiri), dan Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto, (kanan), menjajal kendaraan roda tiga Viar yang akan diserahkan kepada desa/kelurahan melalui program CSR Bank Jateng, Senin (1/9/2020). (Istimewa/Dokumentasi Diskominfo Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, ingin membangun sekolah menengah atas atau SMA Negeri di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, dengan konsep menyerupai tempat menongkrong di kafe.

Untuk diketahui, niat membangun SMA Negeri senyaman kafe itu disampaikan saat Ganjar Pranowo melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah, salah satunya Kabupaten Karanganyar pada Selasa (1/9/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada kesempatan itu, Ganjar mengecek lahan milik Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah. Lahan itu salah satu yang diusulkan untuk membangun SMA Negeri senyaman kafe di Tawangmangu.

KPU Klaten Tunda Pemeriksaan Kesehatan kepada Cawabup Fajri

Ganjar menargetkan SMA Negeri di Tawangmangu dapat dibangun tahun depan. Lahan berada di Jalan Raya Tawangmangu No.16, Lingkungan Beji, Kelurahan Tawangmangu dengan luas sekitar 8.600 meter persegi.

"Konsep bangunan sekolahan betul-betul futuristik. Saya enggak pengin bentuk e ming kotak-kotak ngene. Saya sih penginnya mereka bisa rileks di dalam sekolah. Layaknya taman atau kafe yang nyaman buat menongkrong," kata Ganjar saat mengecek lahan tersebut didampingi Disdikbud Provinsi Jateng.

Restrukturisasi Kredit Soloraya Tembus Rp17,58 Triliun

Orang nomor satu di Pemprov Jateng itu membayangkan bangunan SMA beberapa lantai untuk kelas tatap muka, laboratorium, dan sarana pendukung lain. Bangunan harus efisien tetapi membuat siswa nyaman dan betah belajar di sekolah.

"Kelasnya bisa sekian lantai sekaligus untuk tatap muka, ada laboratorium yang menarik, ada yang bisa untuk mengembangkan talenta mereka. Saya pingin anak-anak nyaman belajar. Kalau perlu seperti taman atau kafe," tutur dia.

Memfasilitas Kebutuhan Pelajar

Sebelumnya, Ganjar mengaku kaget saat mendengar bahwa di tempat kelahirannya itu belum ada SMA Negeri. Praktis, kondisi itu membuat lulusan SMP di Kecamatan Tawangmangu tidak bisa melanjutkan ke sekolah negeri.

Salah satu penyebabnya adalah kebijakan zonasi saat pendaftaran peserta didik baru.

Baru 5 Hari, Panitia Sayembara Logo Baru Persika Karanganyar Sudah Kantongi 30 Karya

Sebagai informasi, Ganjar saat PPDB tahun ini membuka kelas jarak jauh untuk memfasilitasi kebutuhan pelajar. Kelas tersebut berada di Kecamatan Tawangmangu tetapi kegiatan belajar mengajar menginduk ke SMA Negeri Karangpandan.

Sedangkan angkatan pertama kelas jarak jauh 25 orang.

"Kami mulai dari sini. Harapannya tahun depan bisa dibangun sekolah negeri. Sekolah ini didekatkan dengan kondisi lingkungan, pertanian di sini bagus, orang bicara tanaman obat-obatan ada [B2P2TOOT]," ujarnya.

Vaksin Covid-19 Rusia Sputnik V untuk Kebutuhan di Dalam Negeri

Lebih lanjut, Ganjar berharap mendapatkan lahan yang bagus dan strategis.

Namun, dia secara tidak langsung menyebut lahan milik Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah itu strategis. Dari tempat itu, Ganjar bisa melihat Gunung Lawu.

"Ini kami sedang memilih lokasi yang bagus, yang paling strategis, dan nyaman untuk belajar. Jika lahan ini sangat eksotis, di depannya langsung bisa melihat Gunung Lawu," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya