SOLOPOS.COM - Wali Kota Madiun Maidi bersama Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri, C. Tratmono Wibowo, meluncurkan Pasar Sleko di Kota Madiun menjadi pasar tradisional percontohan yang menggunakan transaksi nontunai dengan QRIS, Jumat (19/8/2022). (Abdul Jalil/Solopos.com)

Solopos.com, MADIUN — Pasar Sleko di Kota Madiun, Jawa Timur, diluncurkan sebagai pasar tradisional percontohan yang menggunakan transaksi non-tunai dengan QRIS, Jumat (19/8/2022). Nantinya, pembeli tidak perlu menggunakan uang tunai saat ingin bertransaksi di pasar tersebut.

Untuk tahap awal pusat kuliner di Pasar Sleko yang akan menerapkan pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Nantinya secara bertahap, seluruh toko maupun warung yang ada di Pasar Sleko akan menyediakan pembayaran melalui QRIS.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wali Kota Madiun, Maidi, mengatakan saat ini Kota Madiun sedang gencar mempercantik diri supaya banyak pengunjung yang datang. Dengan semakin banyaknya pengunjung yang datang tentunya membutuhkan berbagai fasilitas pembayaran untuk transaksi. Salah satunya menyiapkan sistem transaksi nontunai.

“Jadi nanti kalau bertransaksi cukup menggunakan HP. Sudah selesai. Ini salah satu kemudahan yang ditawarkan,” jelas dia.

Baca Juga: Bobol Konter HP, Residivis Berusia 18 Tahun di Ponorogo Ditangkap Lagi

Maidi menuturkan sistem pembayaran nontunai ini juga mempermudah para pedagang dalam mengelola keuangan.

Tahap awal ini ada 50 kedai di pusat kuliner Pasar Sleko yang menyiapkan merchant QRIS. Selain 50 merchant ini, di pusat UMKM masing-masing kelurahan yang sudah menyediakan merchant QRIS.

qris pasar sleko madiun
Wali Kota Madiun Maidi bersama Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri, C. Tratmono Wibowo, meluncurkan Pasar Sleko di Kota Madiun menjadi pasar tradisional percontohan yang menggunakan transaksi nontunai dengan QRIS, Jumat (19/8/2022). (Abdul Jalil/Solopos.com)

“Di pusat UMKM kelurahan, masing-masing ada 20 merchant QRIS,” jelas dia.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri, C. Tratmono Wibowo, mengatakan Pasar Sleko memang disiapkan menjadi salah satu dari 250 pasaran tradisional di Indonesia untuk digitalisasi. Dengan menyediakan merchant QRIS ini, transaksi bisa dilakukan secara nontunai.

Baca Juga: Hilang 6 Hari, Kakek 68 Tahun Ditemukan di Tengah Hutan Madiun

“QRIS ini kan salah satu bentuk digitalisasi sistem pembayaran. Ini tentu akan mempermudah transaksi. Karena cukup dengan menggunakan HP, transaksi bisa dilakukan. Ini juga mempermudah pembeli,” jelas dia.

Tratmono menyampaikan Bank Indonesia menargetkan ada 15 juta merchant QRIS baru. Sedangkan di Jawa Timur ditargetkan ada 2,4 juta merchan QRIS baru.

“Sampai saat ini di Jatim sudah ada 1,6 juta pedagang yang menggunakan merchant QRIS,” kata dia.

Setelah Pasar Sleko, lanjut dia, tidak menutup kemungkinan pasar tradsional lain di Madiun juga akan menerapkan sistem pembayaran nontunai menggunakan QRIS ini.

Baca Juga: Terlilit Utang, Seorang Pria Nekat Bobol Mesin ATM di Ponorogo

Seorang pedagang di Pasar Sleko, Marlan, mengatakan sudah beberapa bulan menyediakan sistem pembayaran nontunai menggunakan QRIS. Menurutnya, sistem pembayaran nontunai cukup membantu dalam transaksi dan pengelolaan keuangan.

“Kan kalau pakai QRIS ga perlu pakai uang tunai. Jadi enak. Langsung masuk ke rekening bank,” jelas penjual kuliner tepo tahu ini.

Namun, pihaknya memang tidak membatasi pembayaran hanya lewat nontunai saja. Pembayaran tunai juga masih bisa dilayani.

“Kalau yang tunai ya tetap dilayani. Kalau pakai nontunai juga dilayani,” ungkapnya. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya