SOLOPOS.COM - Petani muda Bengking, Muhammad Wiji Supriyono, bersama Ketua Kelompok Tani Sarana Makmur, Wiyono, menunjukkan tanaman lengkeng yang segera memasuki masa panen di lahan pertanian Desa Bengking, Kecamatan Jatinom, Sabtu (8/1/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Warga Dukuh Karangkendal, Desa Bengking, Kecamatan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah mengembangkan agrowisata petik buah kelengkeng. Di desa setempat, ada 1.000 tanaman kelengkeng yang ditanam menyebar dari kebun hingga halaman rumah warga.

Saat ini, pohon kelengkeng yang ditanam warga sudah berbuah dan tinggal menunggu masak. Diperkirakan, panen raya bakal jatuh pada Februari 2022.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Selain wisata petik buah kelengkeng, warga bersama Kelompok Tani Hutan Sarana Makmur mengembangkan eduwisata. Mereka memiliki beragam paket wisata mulai harga Rp5.000.

Baca juga: Jos! Petani Milenial Bono Klaten Sulap Limbah Baglog Jadi Pupuk Organik

Mulai dari wisata tanam Rp5.000 per orang dengan jenis tanaman sesuai permintaan pengunjung. Ada pula paket UMKM Rp7.000 per orang. Dengan paket ini, pengunjung bisa melihat dan merasakan langsung hasil olahan UMKM di desa setempat yakni produksi tortilla jagung.

Ada pula paket lebah madu senilai Rp5.000 per orang. Pengunjung bisa melihat proses produksi lebah serta merasakan sensasi memegang lebah secara langsung. Tak hanya itu, pengunjung bisa melihat proses budi daya lanceng, lebah lilin. Paket-paket eduwisata itu ramai diminati untuk edukasi siswa.

Baca juga: Maknyus! Bakmi Rebus Suwarni Klaten Favorit Warga Perantauan

Awal Mula

Pengembangan agrowisata itu diawali sekitar 2013 silam diinisiasi petani muda desa setempat bernama Muhammad Wiji Supriyono, 36. Awalnya Supri mencetuskan ide mengembangkan agrowisata petik buah jeruk langsung dari kebun.

Cara itu dilakukan untuk mendongkrak harga jual jeruk hingga dua kali lipat yang kala itu seharga Rp5.000 per kg jika dijual ke tengkulak. Sayangnya, agrowisata petik jeruk langsung dari kebun itu tak berlanjut menyusul tanaman tak lagi produksi.

Sampai kemudian tercetus ide untuk mengembangkan agrowisata petik buah kelengkeng. Awalnya, Supri mencoba menanam puluhan pohon kelengkeng di kebunnya seluas 1.000 meter persegi. Namun, kualitas buah yang ditanam tak sesuai harapan setelah dua tahun menanti.

Baca juga: Konten Bawaslu Klaten Feat Mendiang Mbah Minto Sabet Penghargaan

Supri pun mengundang ahli tanaman kelengkeng asal Prambanan. Dari konsultasi itu, Supri dan Kelompok Tani Hutan Sarana Makmur mengembangkan tanam pohon kelengkeng itoh super. Selain itu, mereka mencoba menerapkan teknologi pertanian dengan sistem okulasi hingga satu batang tanaman lengkeng memiliki buah lengkeng beragam.

Warga pun diajak untuk budi daya lengkeng memanfaatkan pekarangan mereka yang menganggur. Secara swadaya, Kelompok Tani Hutan Sarana Makmur bersama Supri yang juga pemilik kios pertanian dan peternakan Putra Merapi Tani menyebar 1.000 tanaman kelengkeng ke warga di wilayah Bengking.

Supri menjelaskan pengembangan agrowisata dan eduwisata itu bakal terus dilakukan. Wilayah tersebut juga cocok menjadi tempat edukasi terkait pertanian terpadu.

Baca juga: Wisata Air Black Canyon, Lokasi Favorit untuk Ciblon di Pekalongan

“Kami mengembangkan ini bukan semata-mata mencari profit, tetapi lebih ingin menggerakkan masyarakat. Wacana ke depan kami akan fokus pada wisata petik buah setiap Sabtu-Minggu dan terus mengembangkan eduwisata,” kata dia.

Ketua Kelompok Tani Sarana Makmur, Wiyono, mengatakan lengkeng tak hanya bisa dinikmati pada musim-musim tertentu. Dengan penerapan teknologi pertanian, proses pohon lengkeng untuk berbuah bisa diatur waktunya hingga tak mustahil untuk mengatur pohon lengkeng yang menyebar di wilayah Bengking bisa dipanen saban akhir pekan secara bergantian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya