SOLOPOS.COM - Astrid Syifa Fajriati (JIBI/SOLOPOS/Chrisna Chanis Cara)

Astrid Syifa Fajriati (JIBI/SOLOPOS/Chrisna Chanis Cara)

Astrid Syifa Fajriati adalah oase. Di tengah keringnya musisi keroncong, perempuan yang mampu memainkan flute ini hadir sebagai jawaban.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Semakin istimewa, perempuan berjilbab ini masih muda. Bulan lalu, usianya baru genap 16 tahun. Meski baru menginjak kelas X di SMAN 6 Solo, Astrid cukup malang melintang di berbagai pertunjukan keroncong.

Ditemui Espos di rumahnya di bilangan Pucangsawit, Jebres, Minggu (18/9/2011), Astrid tampak malu-malu saat ditanya mengenai perkenalannya dengan musik keroncong, khususnya flute.

“Saya hanya melakukan yang saya suka. Menurut saya, alat musik flute sangat menarik untuk dipelajari,” tutur anak sulung dari tiga bersaudara ini.

Diungkapkan Astrid, perkenalannya dengan keroncong bermula saat ia duduk di bangku kelas V SD. Setahun berikutnya, anak pasangan Muh Muttaqin dan Dewi Mar’ati ini mulai mendalami keroncong melalui alat musik flute.

“Karena ayah sering muter lagu keroncong, sejak kecil saya sudah terbiasa mendengar musik ini. Sekarang musik kesukaan saya ya cuma keroncong. Yang lain tidak ada,” tuturnya sembari mengaku tak punya idola spesifik dalam dunia keroncong.

Akibat ketertarikannya pada dunia yang kini cenderung dijauhi generasi muda itu, ia meraih segudang pengalaman berharga. Beberapa bulan lalu, ia diajak musisi keroncong kondang, Waldjinah, untuk bergabung dalam orkes besutannya.

“Saya diajak Bu Waldjinah main di peringatan Hari Ibu. Mungkin karena pemain flute keroncong perempuan masih jarang, saya ikut diajak,” ujarnya merendah.

Menurut perempuan yang juga jago menari ini, memainkan flute beraliran keroncong gampang-gampang susah.

Meski demikian, ia justru tertantang untuk semakin mendalami alat musik tiup itu. “Paling susah kalau membawakan lagu yang nadanya cepat dan tinggi seperti Jali-Jali. Kecepatan tangan harus terlatih, begitu pula tarikan napasnya. Untuk hal ini saya banyak belajar pada Pak Mulyadi (musisi keroncong senior-red).”

Ketika ditanya mengenai keberlanjutannya menjadi musisi keroncong di masa depan, ia mengaku siap. Namun begitu, Astrid tak menampik jika cita-cita utamanya bukan di dunia itu.

“Saya ingin jadi dokter. Namun jika tak kesampaian, saya inginnya tetap di keroncong,” ujarnya sambil tersenyum.

Sambil mengelus-elus flute andalannya, Astrid mengaku cinta keroncong karena keindahan musiknya. “Kalau didengarkan baik-baik, musik keroncong enggak kalah dari musik pop. Kalau bukan kita yang melestarikan, lantas siapa lagi? Saya tak ingin kesenian ini diambil negara lain,” pungkasnya.

(Chrisna Chanis Cara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya