SOLOPOS.COM - Peziarah berdoa di makam mantan Presiden RI Soeharto di Astana Giribangun, Kecamatan Matesih, Karanganyar, Sabtu (17/11/2012). Pada liburan dan memasuki bulan Suro jumlah peziarah di Astana Giribangun meningkat. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, KARANGANYAR — Selain objek wisata alam, Kabupaten Karanganyar juga memiliki sejumlah destinasi wisata religi. Salah satu yang paling terkenal adalah Astana Giribangun.

Orang mengenal Astana Giribangun sebagai lokasi Presiden ke-2 RI, Soeharto dan istrinya, Siti Hartinah atau lebih populer dipanggil Ibu Tien Soeharto, dimakamkan. Selain sebagai makam, Astana Giribangun merupakan sebuah museum bagi keluarga Soeharto. Makam ini juga terbuka bagi umum yang mau berziarah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kompleks Astana Giribangun dibangun di atas bukit Ngaglik seluas kurang lebih 4,3 hektar di Jl. Astana Giribangun, Dengkeng, Girilayu, Kecamatan Matesih, Karanganyar. Sebelum ada Astana Giribangun, di lokasi tersebut terdapat kompleks makam dari keluarga Pura Mangkunegaraan, yaitu Astana Mangadeg.

Astaga Giribangun dibangun pada tahun 1974, dan diresmikan pada Jumat Wage tanggal 23 Juli 1976. Di Kompleks ini keluarga mantan Presiden Soeharto atau yang dikenal sebagai keluarga Cendana dimakamkan.

Baca Juga: 7 Mata Air di Sapta Tirta Karanganyar Hasil Galian Raden Mas Said

Di dalam astana ini terdapat makam Kanjeng Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Sri Mangkunegara I, yang terkenal dengan Pangeran Samber Nyowo. Pada masa hidupnya sang pangeran ini ialah seorang pendiri Praja Mangkunegaran, sebuah keadipatian tinggi di wilayah Jawa Tengah bagian timur.

Tiga Cungkup

Astana ini memiliki tiga bagian cungkup yang disebut Argotuwuh, Argokembang, dan Argosari. Satu bagian cungkup utama dan dua bagian cungkup lainnya merupakan calon makam yang diperuntukkan bagi keluarga dan para pengurus Yayasan Mangadeg.

Cungkup Argosari merupakan cungkup utama di Astana Giribangun. Di cungkup inilah mantan presiden Soeharto beserta istrinya dimakamkan. Selain itu terdapat juga makam kedua orang tua Ibu Tien yang masih keturunan keluarga Mangkunegaran III.

Baca Juga: Ini 7 Macam Upacara Ritual di Objek Wisata Sapta Tirta Karanganyar

Cungkup Argokembang merupakan tempat makam yang dikhususkan untuk para pengurus pleno dan seksi Yayasan Mangadeg ataupun keluarga akbar Mangkunegaran lainnya yang dianggap bermanfaat kepada yayasan yang mengajukan permohonan untuk dimakamkan di astana tersebut.

Cungkup Argotuwuh merupakan cungkup terluar dari astana ini, diperuntukkan bagi para pengurus Yayasan Mangadeg atau keluarga besar Mangkunegaran, sama seperti Cungkup Argokembang.

Keistimewaan lain dari Astana Giribangun ini adalah lokasinya yang berada di atas bukit sehingga memiliki pemandangan alam yang indah dan suasananya yang sejuk. Kondisi ini yang membuat suasana nyaman pada saat berada di kawasan kompleks makam tersebut.

Peziarah atau wisatawan yang akan memasuki objek wisata ini akan dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp.5000 per orang. Sedangkan wisatawan yang menggunakan kendaraan motor akan dikenakan biaya parkir sebesar Rp.2000 dan Rp.5000 untuk mobil dan minibus.

Baca Juga: Indahnya Air Terjun Sewawar, Objek Wisata Tersembunyi di Jenawi

Fasilitas yang terdapat di Astana Giribangun terbilang cukup lengkap seperti tempat parkir, kamar mandi, musala, papan informasi. Astana Girbangun buka mulai pukul 08.00-17.00.

Artikel ini dikutip dari jurnal skripsi berjudul Pengelolaan Astana Giribangun Sebagai Wisata Ziarah karya Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Erisa Chintiadevi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya