SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone)

PADANG – Pesawat Sriwijaya Air dari Kota Medan menuju Kota Padang, Sabtu (13/10/2012) sekitar pukul 17.05 WIB, salah mendarat di bekas landasan pacu bandara Tabing yang tidak berfungsi sejak beroperasinya Bandara Internasional Minangkabau (BIM).

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

Seorang penumpang pesawat, Toni, menjelaskan bahwa para penumpang pesawat dengan nomor penerbangan SJ0021 berangkat dari Kota Medan menuju Kota Padang sekitar pukul 16.00 WIB. Setelah penerbangan berlangsung, kata dia, pesawat terlihat dengan kondisi baik. Namun, sampai di Kota Padang, pesawat tidak mendarat di bandara yang sebenarnya.

“Tadi waktu berangkat tidak terlihat adanya kendala dalam penerbangan. Namun, saat sampai di Kota Padang, saya memang sedikit curiga karena saat hendak mendarat saya melihat lokasi landasan bandara yang telah lama ditutup, bukan di BIM,” kata Toni. Saat mendarat, kata dia, para penumpang juga merasakan adanya getaran, apalagi saat hendak membelokkan pesawat. Namun, penumpang hanya diberi tahu oleh pramugari bahwa pilot yang membawa pesawat ini masih baru, dan tidak tahu Kota Padang.

“Namun, apa penyebab pastinya saya dan penumpang lain tidak mengetahui secara pasti sebab tidak ada keterangan resmi dari pihak penerbangan,” ujarnya.

Penumpang yang membeli tiket dengan nomor kursi II B tersebut juga menjelaskan bahwa mereka sempat tertahan di dalam pesawat. Tidak tersedia tangga untuk turun sehingga para penumpang harus menunggu cukup lama. Para penumpang juga harus bertahan hingga pukul 19.00 WIB untuk bisa keluar dan dijemput oleh sanak saudara mereka yang terpaksa beralih menjemput ke lokasi bandara yang saat ini seharusnya hanya digunakan untuk pendaratan pesawat yang bukan komersial.

Penumpang lainnya, Mimi, menyatakan kecewa dengan penerbangan tersebut sebab tidak ada kejelasan dari pihak maskapai terkait salah mendarat tersebut. “Saya kecewa sebab tidak ada kejelasan dari pihak maskapai. Kami hanya tertahan di dalam pesawat, apalagi tidak ada tangga setelah pesawat mendarat, dan baru ada setelah pihak TNI yang memakai lokasi ini mencarikan tangga untuk turun,” katanya.

Mimi menambahkan, sebelum mendarat, memang pesawat ini sempat berputar sekitar 10 menit di atas kawasan laut Kota Padang. Sehubungan dengan kejadian tersebut, pihak BIM hingga berita ini diturunkan belum memberikan komfirmasi. Saat dihubungi melalui jatringan telepon, General Manager BIM tidak mengangkatnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Operasional BIM saat dihubungi juga tidak berada di tempat sehingga belum bisa memberikan kejelasan penyebab dari salah mendaratnya pesawat tersebut. “Saya sedang berada di Kota Pekanbaru, dan belum bisa memberikan keterangan apa penyebab sebenarnya sehingga pesawat penumpang tersebut bisa salah dalam menentukan lokasi pendaratan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya