SOLOPOS.COM - Ilustrasi (dailymail.co.uk)

Ilustrasi (dailymail.co.uk)

Bagi para workaholic, berhati-hatilah. Terlalu banyak lembur kerja bisa meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 80 persen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain penyakit jantung, para peneliti mengatakan, jam kerja yang panjang juga bisa memicu risiko terkena stroke. Peringatan kesehatan ini berdasarkan 12 penelitian yang telah dilakukan sejak 1958, yang melibatkan lebih dari 22.000 orang di seluruh dunia.

Seperti dilansir Daily Mail, Rabu (12/9/2012), para ilmuwan di Institut Kesehatan Kerja Finlandia menemukan, mereka yang biasa bekerja lebih dari delapan jam sehari berisiko 40 persen hingga 80 persen lebih besar terkena penyakit jantung.

Ketua tim peneliti, Dr Marianna Virtanen mengatakan, efek negatif ini bisa disebabkan oleh “terlalu lama terpapar stres”. “Adabeberapa mekanisme potensial yang mungkin mendasari hubungan pengaruh jam kerja panjang dan penyakit jantung,” tulis Virtanen.

Selain paparan stres psikologis, pemicu lainnya adalah naiknya tingkat hormon stres kortisol, kebiasaan makan yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik karena waktu luang terbatas.

Pada 2009, tim peneliti yang sama menemukan, jam kerja yang panjang meningkatkan risiko demensia di kemudian hari. Efeknya hampir sama dengan yang dihadapi para perokok aktif.

Bagi pekerja paruh baya yang mempunyai 55 jam atau lebih dalam sepekan memiliki fungsi otak lebih buruk dibanding mereka yang jam kerjanya tidak lebih dari 40 jam. Fungsi otak ini meliputi tingkat kecerdasan, memori jangka pendek dan kemampuan mengingat kata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya