SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencabulan terhadap anak di bawah umur. (Freepik).

Solopos.com, SEMARANG — DS, seorang aparatul sipil negara (ASN) di Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Kabupaten Pemalang diduga melakukan kekerasan seksual kepada enam anak di bawah umur.

Peristiwa itu terungkap pada pertengahan Oktober 2022, saat seorang korban tengah mendapatkan bimbingan sex education dari guru bimbingan konseling (BK).

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Peristiwa itu membuat seratus orang mahasiswa dan anggota lembaga swadaya masyarakat (LSM) melakukan aksi solidaritas untuk para korban di depan kantor ATR/BPN Pemalang, Selasa (6/6/2023).

Mereka menuntut agar proses hukum terhadap pelaku bisa segera dilakukan sehingga korban mendapatkan keadilan. Selain itu, pelaku dapat segera dipecat.

Salah satu orangtua korban berinisial S, menceritakan kejadian yang menimpa anaknya, yakni M, 13, diketahui usai diberi tahu guru BK di SMP putrinya belajar.

Guru tersebut memberitahu S dan para orangtua yang hadir saat itu bahwa anak-anak mereka telah menjadi korban kekerasan seksual.

“Ketahuannya saat ada sex education tentang apa yang tidak boleh dilakukan orang lain kepada anak-anak. Guru itu bertanya, ada yang pernah mengalami hal-hal tersebut? Saat itu, anak saya dan beberapa anak lain tunjuk tangan. Setelah itu, mereka dipanggil ke ruang bimbingan konseling untuk diklarifikasi,” kata S saat dihubungi dari Kota Semarang, Jumat (9/6/2023).

Mendengar informasi tersebut, S dan orangtua lain kaget karena tak menduga bila pelaku kekerasan seksual itu adalah salah satu orangtua siswa di sekolah tersebut. Mereka sedih, kecewa, sekaligus marah atas apa yang menimpa anak-anak mereka.

Dari pengaduan itu, M pun bercerita jika kekerasan seksual itu terjadi berulang-ulang kepadanya. Peristiwa itu terjadi di rumah pelaku saat M bermain dengan anak pelaku.

Terpisah, Kepala Polres Pemalang, AKBP Yovan Fatika Handhiska Aprilaya, mengatakan laporan terkait kasus kekerasan dari para orangtua korban sudah terima. Saat ini, pihaknya masih terus mendalami kasus tersebut.

“Sudah ditindaklanjuti. Saat ini masih dalam tahap penyelidikan,” tuturnya singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya