SOLOPOS.COM - Ambar Tjahyono (Dok/JIBI/Bisnis Indonesia)

Ambar Tjahyono (Dok/JIBI/Bisnis Indonesia)

SOLO–Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Tangan Indonesia (Asmindo) bersama Asean Furniture Industry Council (Afic) berwacana akan membangun sebuah kawasan industri furnitur di Soloraya.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Ketua Umum Asmindo yang juga Ketua Afic, Ambar Tjahyono, menyampaikan pihaknya akan mengundang sekitar 60 perusahaan furnitur besar di negara-negara Asean untuk datang ke Indonesia dan berinvestasi di Indonesia.

“Mereka akan kami undang untuk berinvestasi di Indonesia, dan berpartner dengan orang Indonesia. Saya sih inginnya mereka bisa bangun kawasan industri, dan lokasinya di Soloraya,” kata Ambar, saat ditemui wartawan, seusai membuka Musyawarah Daerah (Musda) Asmindo Soloraya, di Omah Sinten, Solo, Kamis (23/5/2013).

Untuk membangun kawasan industri itu, menurut Ambar, minimal butuh luas lahan sekitar lima hektare. Saat ditanya akan membangun di daerah mana, Ambar menegaskan bahwa pihaknya masih perlu bicara lebih lanjut dengan Asmindo Soloraya dan mengajak 60 perusahaan anggota Afic itu datang langsung ke Soloraya untuk melihat potensinya.

Rencana ini, menurut Ambar, merupakan salah satu rencana strategis yang disiapkan Asmindo untuk membendung gempuran produk furnitur asing ke Indonesia saat dibukanya Asean Economyc Community, atau pasar bebas Asean.  “Kami ingin membalik ancaman ini. Negara-negara Asean akan dibanjiri produk dari Indonesia dan Asean bisa membendung produk dari China.”

Ambar mengakui saat ini pasar Indonesia mulai banyak dibanjiri produk impor terutama dari China. Solo menurutnya harus ikut bertanggung jawab untuk mengamankan pasar dalam negeri karena salah satu wilayah pusat pengembangan furnitur dan permebelan ada di Soloraya.

“Makanya, kami ingin kawasan industri furnitur itu nantinya bisa dibangun di Soloraya. Meskipun saat ini Soloraya sudah punya kawasan industri mebel di Kalijambe yang luasnya mencapai 12 hektare.”

Mengenai kinerja industri permebelan, tahun 2012 ekspor mebel Indonesia sudah menyentuh angka US$1,8 miliar dan tahun ini targetnya bisa US$2 miliar, di tambah ekspor kerajinan US$700 juta. Di awal tahun 2013, tepatnya per Januari, ekspor sudah naik tipis hanya 4% dengan realisasi US$164 juta.

Meskipun nilai ekspor naik, tapi produksi mebel di dalam negeri merosot hingga 10%. Pemicunya, lanjut Ambar, ada pergeseran karakter buyer yang cenderung memilih produk segmen menengah ke atas.  “Jadi merosotnya produksi mebel banyak disumbang dari perajin mebel yang kecil-kecil. Dengan adanya krisis, buyer ini juga terseleksi, khususnya buyer-buyer kecil.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya