SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA — Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) berharap tarif hotel di Indonesia tidak naik terlampau tinggi sebab dapat berpengaruh terhadap jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.

Ketua Umum Asita, Asnawi Bahar mengatakan untuk tahun ini pengaruh kenaikan tarif hotel memang tidak terasa sebab sudah ada kontrak antara kedua belah pihak selama satu tahun sehingga tarif hotel yang berlaku masih harga lama.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, sambungnya, pengaruh tersebut akan terasa pada kontrak baru atau grup yang akan memesan paket wisata baru ketika tarif hotel sudah dinaikan. Bila tarif hotel naik, otomatis komponen paket wisata juga akan menyesuaikan dengan tarif baru tersebut.

Hal ini menurutnya akan berdampak pada persaingan secara global. Dia mencontohkan jika harga liburan ke Bali Rp2 juta, dan ke Makau  Rp2 juta tentu masih ada pilihan, tetapi jika Rp2 juta hanya untuk berlibur ke Medan sedangkan ke Makau juga Rp2 juta, wisman akan lebih memilih Makau.

“Kalau kemampuan jual tidak tidak sebanding dengan harga dan kualitas akan menjadi soal, perlu kebersamaan menghadapinya. Oleh karena itu kami harap kenaikan tarif hotel tidak besar, sebab selama hotel menggunakan standar BBM industri harusnya tidak berpengaruh dengan naiknya harga BBM bersubsidi. Kecuali kalau harga BBM industri, atau TDL naik, beralasan kalau tarif hotel juga ikut naik,” ucapnya ketika dihubungi Bisnis, Kamis (27/6/2013).

Sebelumnya, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) berancang-ancang untuk menaikan tarif hotel setelah lebaran untuk menutupi beban operasional yang semakin meningkat seiring dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi,

Ketua PHRI Yanti Sukamdani mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan perhitungan presentase kenaikan tarif yang akan ditetapkan. Namun, sebagai perbandingkan, pada saat kenaikan harga BBM sebelumnya (BBM untuk industri/non subsidi), tarif hotel di Indonesia meningkat sekitar 10% hingga 20%.

“Untuk kenaikan tarifnya masih dihitung akunting, bisa jadi sama dengan (kenaikan) sebelumnya, tapi kami belum bisa memutuskan. Rencannya baru akan dinaikan sesudah lebaran karena pada saat puasa sampai lebaran tingkat keterisian hotel hanya 40% jadi percuma saja dinaikan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya