SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Juru kunci Gunung Merapi Mas Lurah Surakso Sihono atau yang biasa dipanggil Asih merasa lega terkait masalah lahan lereng Merapi. Tanah warisan leluhurnya tidak jadi diambil alih Pemerintah untuk dijadikan hutan lindung.

“Maunya masyarakat kan jadi bukan hutan lindung artinya [masyarakat] masih memiliki hak tanah di atas,” katanya saat berbincang dengan Harian Jogja, belum lama ini.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Menurut dia, keputusan pemerintah itu sesuai dengan keinginan masyarakat lereng Merapi. Semula pemerintah merencanakan lahan di lereng Merapi dijadikan hutan lindung. Status tanahnya diambil alih pemerintah kemudian masyarakatnya mendapatkan insentif pengganti tanah.

“Tanah leluhur tidak tergantikan, melalui dialog dengan pemerintah kami berkeinginan supaya hak milik tanah di atas jangan sampai menjadi hutan rakyat,” jelasnya.

Menurutnya, tanah warisan yang diperoleh dari orang tuanya, Mas Penewu Surakso Hargo atau Mbah Maridjan, harus dijaga. Tanah leluhur yang ada di dusun Kinahrejo Umbulharjo Cangkringan telah diturunkan kepada anak cucu.

Masyarakat tidak akan menggunakan tanah lereng Merapi untuk permukiman. Termasuk Asih akan menggunakan tanah lereng Merapi untuk aktivitas pertanian. Ia akan menjadikan lereng Merapi kembali hijau karena masyarakat sadar bahwa Merapi sebagai lahan konservasi.

“Nanti digarap sesuai dengan seperti dulu untuk pertanian. Tidak untuk pemukiman,” imbuhnya.(Harian Jogja/Akhirul Anwar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya