SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Mendengarkan musik menjadi hal yang sangat lazim dilakukan msyarakat modern. Kini, mendengarkan musik menjadi lebih mudah dengan bantuan media sosial seperti Youtube. Berbagai video klip baru maupun lawas dari setiap penyanyi bisa ditemukan dengan mudah di situs berbagi video tersebut. Tak terkecuali klip dari grup musik legendaris, Panjaitan Bersaudara alias Panbers.

Grup musik yang terbentuk di Surabaya pada 1969 itu mungkin terdengar cukup asing bagi kawula muda. Namun, sejumlah lagu hits dari Panbers seperti Gereja Tua, Terlambat Sudah, hingga Cinta dan Permata cukup banyak ditonton di Youtube. Meski bukan video klip asli, personel Panbers yang masih eksis, Asido Panjaitan dan Maxy Pandelaki, senang karya mereka dinikmati banyak orang.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

“Youtube itu luar biasa sekali. Meski bukan video klip asli, video Gereja Tua dan beberapa lagu Panbers lainnya sudah ditonton banyak orang. Ini tanda kalau keberadaan kami masih diakui dan penggemar tetap mengapresiasi karya kami,” kata Maxy Pandelaki kepada Solopos.com saat berkunjung ke Griya Solopos, Kamis (25/10/2018).

Meski tidak mendapat keuntungan secara langsung, Asido Panjaitan merasa puas karya Panbers tetap abadi. “Memang kita tidak dapat keuntungan langsung. Tapi, kami senang karya Panbers tetap eksis dan dinijmati banyak orang,” tutur Asido Panjaitan.

Bagi Asido Panjaitan, bermusik bersama adalah salah satu sumber kebahagiaan. Bermusik merupakan panggilan jiwa yang harus dipenuhi. “Bagi saya, kalau enggak latihan itu rasanya badan sakit semua. Saya sudah pernah mati suri selama 15 menit. Setelah bangun, saya merasa harus memanfaatkan hidup dengan lebih baik,” sambung Asido Panjaitan.

Senada dengan Asido Panjaitan, Maxy Pandelaki, mengatakan, bermusik membuat hati bahagia. Dia sangat senang masih diberi kesehatan untuk terus bermusik. “Main musik itu bikin happy. Lebih senang lagi kalau kami bermusik bisa menjadi motivasi bagi generasi muda. Kalau dulu bermusik untuk uang, sekarang lebih kepada kepuasan batin,” tutur Maxy Pandelaki.

Kini, Asido Panjaitan bersama tiga personel Panbers yang masih tersisa membentuk grup musik New Panbers. Adapun personelnya adalah Asido Panjaitan, May Pandelaki, Hans Noya, Isran Panjaitan, dan dua vokalis pengganti mendiang Benny Panjaitan, Yohanes Darmawan dan Tigor Panjaitan.

Sebagai orang yang mendapat amanat meneruskan Panbers, Asido Panjaitan giat berlatih bersama kelompoknya. Usia yang sudah 68 tahun tidak menjadi penghalang baginya untuk tetap berkarya. “Abang saya, Benny Panjaitan, berpesan untuk melanjutkan Panbers. Jadi, saya dan teman-teman mewujudkan pesan tersebut dengan menggelar beberapa konser. Salah satunya Senandung Nostalgia di Solo, 9 November 2018, nanti,” terangnya.

Sebagai informasi, New Panbers mengajak penggemar Panbers di Kota Solo bernostalgia dalam acara diharapkan dapat mengobati kerinduan penggemar pada tembang kenangan Panbers. Nantinya, New Panbers bakal didampingi penyanyi senior Henny Poerwonegoro dan The Balada, band pelestari original Koes Plus dalam acara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya