SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

 

Harianjogja.com, INCHEON — Nasib berbeda dialami dua tunggal putri Indonesia di babak pertama nomor perorangan cabang bulutangkis Asian Games 2014. Bellaetrix Manuputty melaju usai mengalahkan lawannya, sedangkan Linda Wenifanetri terhenti.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Bella menang relatif mudah atas lawannya dari Nepal, Nangsal Tamang, di Gyeyang Gymnasium, Incheon, Korea Selatan, Rabu (24/9/2014). Dia menyudahi perlawanan Tamang dua game langsung dengan skor 21-5, 21-17.

“Lawan Bella kelasnya masih jauh di bawah dia. Tapi, Bella belum bisa mengatasi soal angin, sampai lawan dapat poin hingga 17 di game kedua,” kata kepala pelatih tunggal putri pelatnas prestasi PBSI, Marlev Mainaky, kepada badmintonindonesia.org.

“Ini menjadi problem buat pemain kami. Mereka kurang bisa mengatasi padahal lawan juga mengalami hal yang sama. Namun, hal-hal seperti ini bisa membuat pemain kami gampang goyang. Ini yang mesti diperbaiki,” ujar Marlev.

Di babak kedua, Bella akan bertemu dengan pemain muda asal India yang juga peraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2014, Sindhu P.V.

Pada pertandingan lainnya, Linda harus mengakui ketangguhan tunggal putri China, Wang Yihan. Dia dikalahkan unggulan kedua itu dengan skor 16-21, 16-21.

Laga kedua pemain sempat berlangsung imbang. Di game pertama, skor Linda dan Wang tak pernah terpaut jauh hingga kedudukan 8-8. Namun, Linda beberapa kali salah mengantisipasi bola yang ditempatkan Wang di sudut-sudut lapangan.

Di game kedua, Linda kembali tertinggal 6-11 pada jeda interval. Wang yang mempercepat permainan, terus menyerang pertahanan Linda. Peraih medali perak Olimpiade London 2012 itu juga sering mendapat kesempatan menyerang dari bola-bola tanggung pengembalian Linda.

“Sebetulnya Linda sudah menerapkan permainan yang benar, posisinya juga sudah enak. Tetapi finishing-nya terlalu buru-buru dan kurang tenang. Lalu servis Linda juga masih sering naik dan Wang suka diberi bola servis tinggi,” ujar Marlev.

“Di game kedua, Linda masih terbawa permainan di game pertama, padahal posisinya dia kalah angin, jadi banyak bola-bolanya yang tanggung dan kurang variasi. Wang jadi percaya diri melihat Linda tak ada perubahan, padahal di awal permainan saya lihat Wang agak kurang yakin mainnya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya