SOLOPOS.COM - Melihat Korea Utara dari jauh (IST)

Tur melihat Korea Utara (IST)

Kota perbatasan terbesar Cina, Dandong, “menjual” Korea Utara sebagai tujuan wisata. Sungai Yalu yang membelah kedua negara itu dijadikan jalur pariwisata. Kapal feri dan perahu lalu lalang di sungai sehingga para turis itu bisa mengintip Korea Utara, sebuah negara yang misterius.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Pagi ini berawan dan berangin di atas feri turis Cina yang berlayar di sepanjang Sungai Yalu. Ini adalah perbatasan antara Cina dan Korea Utara.

Dari atas kapal feri terdengar suara pengumuman: “Kita dikelilingi oleh Korea Utara baik dari depan dan belakang. Di sebelah kanan pinggir sungai, adalah barak tentara pria Korea Utara.”

Barak yang ditunjuk pemandu kapal adalah sebuah bangunan beton berbentuk persegi, dikelilingi lereng hijau yang rimbun. Dari kejauhan, tidak ada yang bisa melihat apa yang dilakukan di dalam barak.

Kapal feri lantas mendekat dan hanya berjarak beberapa meter dari kapal patroli Korea Utara yang membawa personil bersenjata. Kami berulang kali diperingatkan untuk tidak mengambil gambar mereka.

Di hari yang sibuk, hampir 10.000 turis menyusuri Sungai Yalu dengan perahu yang disebut sebagai “Pelayaran Korea Utara”. Para wisatawan bisa naik ke kapal feri dari lima dermaga yang berbeda, di sepanjang sungai di Dandong, kota perbatasan terbesar di Cina. Dan tur ini adalah atraksi wajib kata pemandu wisata Cina, Cai Li Li.

“Jika Anda berada di Dandong, dan gagal mengunjungi Sungai Yalu untuk mengintip ke Korea Utara, itu seperti Anda Anda tidak pernah kemari,” tutur Yalu.

“Sungai Yalu adalah jalur air bersama, selama kita tetap berada di atas air dan bukan daratan, secara teknis, kita tidak melanggar wilayah Korea Utara. Jadi kapal feri Cina bisa berlayar sedekat mungkin, di sepanjang pinggir sungai Korea Utara, dan para wisatawan bisa menangkap sekilas kehidupan masyarakat Korea Utara, seperti melihat perempuan mencuci atau mandi di sungai.”

Dandong menikmati ledakan di sektor pariwisata dalam beberapa tahun terakhir. Data statistik setempat mengungkapkan, pendapatan pariwisata kota itu meningkat hingga 430 persen dalam enam tahun terakhir.

Tahun lalu saja, penerimaan pariwisata mencapai Rp38 triliun, 30% dari nilai produk domestik bruto kota itu. Sekitar 27 juta wisatawan domestik dan mancanegara mendatangi Dandong.

Melihat Korea Utara dari jauh (IST)

Barisan bus wisata terparkir di sepanjang pinggir sungai. Mengapa para wisatawan ini datang?

“Korea Utara adalah sebuah misteri. Ini membuat banyak turis datang kemari. Ini bagus untuk Cina,” ujar Martin seorang turis asal Belanda.

Dari sekian banyak wisatawan yang datang ke Dandong tahun lalu, hanya sejumlah kecil saja yang menyebrang ke Korea Utara, salah satunya Ma, turis asal Cina.

“Bagi orang seperti saya, yang berumur 50-an tahun, kami ingat dengan jelas bagaimana kondisi Cina tahun 60 dan 70an. Dan saat kami mengunjungi Korea Utara saat ini, kami merasa seperti kembali ke jaman itu.”

Para turis memakai kostum tradisonal Korea yang bisa disewa lalu berfoto di dekat Sungai Yalu, dengan Korea Utara sebagai latar belakangnya.

Lokasi pemotretan populer lainnya adalah di Jembatan Yalu yang rusak, setelah dibom Amerika pada saat berperang dengan Korea Utara pada 1950-an.

Dan sekarang hanya setengah jembatan yang tersisa, dan para wisatawan harus membayar untuk bisa berjalan di atasnya. Di ujung jembatan, ada panggung untuk melihat ke Korea Utara yang ada di seberang sungai.

Di sana ada teleskop yang disewakan dengan tarif kurang dari Rp 10 ribu untuk dua menit. Tapi tidak semua turis tertarik menggunakannya.

“Tidak, saya tidak mau pakai teleskop. Ya mungkin dengan itu Anda bisa melihat lebih dari 10 kilometer tapi tempat itu tetap sebuah rahasia. Anda tidak tahu apa yang terjadi di sana,” ujar Martin.

Penjual suvenir menjajakan berbagai pernak-pernik Korea Utara. Anda bisa membeli potret, poster dan pin pemimpin tertinggi negeri itu; buku-buku Kim il-Sung dan Kim Jong-il, mata uang Korea Utara serta rokok.

Namun tawaran wisata untuk mencecap Korea Utara yang ditawarkan Dandong ini tidak memuaskan seorang turis Jerman.

“Saya merasa tidak ada partisipasi sama sekali. Ya, mereka ada di sana tapi tidak ada reaksi kepada kami…Yaaa mungkin sekedar sapaan seperti halo atau sejenisnya. Tapi tidak ada sama sekali.”



Sementara banyak para wisatawan datang ke Dandong untuk memenuhi keingintahuan mereka akan Korea Utara, pemandu wisata Cai Li Li mengatakan turis Korea Selatan melakukan hal yang berbeda.

“Beberapa pelanggan Korea Selatan membawa ikan dan melepaskannya di sugai selama perjalanan. Mungkin mereka merasa seperti satu keluarga dengan orang Korea Utara. Dan karena Korea Utara mengalami kekurangan makanan, jadi orang-orang Korea Selatan ini ingin membantu.”

Tapi ada sebuah papan besar di pinggir sungai berisi peringatan untuk tidak melepas ikan ke sungai. Apakah ini akibat ada keluhan dari pinggir sungai sebelah sana?

Lam Li
Asia Calling/Dandong, Cina

Artikel ini pertama kali disiarkan di Asia Calling, program radio aktual dari kawasan Asia yang diproduksi KBR68H, kantor berita radio independen di Indonesia. Asia Calling disiarkan dalam bahasa lokal di 10 negara di Asia. Temukan cerita lainnya dari Asia Calling di www.asiacalling.org.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya