SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis Indonesia)

Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis Indonesia)

SOLO—Aset perbankan di Soloraya per Februari 2013 tembus ke angka Rp46,76 triliun. Aset ini mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 21,42%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Arif Nazaruddin, menyampaikan meningkatnya aset dipengaruhi meningkatnya dana pihak ketiga (DPK) sebesar 12,11% (yoy) menjadi Rp35,35 triliun.

“Dan tabungan masih menjadi simpanan masyarakat yang paling diminati dengan pangsa sebesar 54,48% atau mencapai Rp19,26 triliun. Yang kedua, deposito dengan pangsa sebesar 29,94% atau sebesar Rp10,58 triliun dan terakhir giro dengan pangsa sebesar 15,58% atau sebesar Rp5,51 triliun,” kata Arif, dalam siaran pers yang diterima Solopos.com, akhir pekan lalu.

Dia melanjutkan, dengan pertumbuhan DPK yang cukup positif, perbankan lebih leluasa dalam menyalurkan kreditnya. Outstanding kredit perbankan per Februari 2013 mencapai Rp39,13 triliun atau tumbuh 28,52% (yoy). Dari jumlah kredit perbankan tersebut, sebesar 36,94% atau mencapai Rp14,45 triliun disalurkan kepada 409.354 rekening debitur usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Dari jenis penggunaan kredit perbankan, lanjut Arif, kredit investasi mengalami pertumbuhan paling tinggi sebesar 51,19% (yoy) menjadi Rp5,16 triliun, disusul kredit konsumsi yang tumbuh 25,83% (yoy) menjadi senilai Rp11,26 triliun dan kredit modal kerja yang tumbuh 25,57% (yoy) menjadi Rp22,71 triliun.

“Tingginya pertumbuhan kredit investasi diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Soloraya,” lanjut Arif.

Dilihat dari sektor ekonomi produktif, kredit perbankan sebagian besar disalurkan ke sektor industri pengolahan senilai Rp10,28 triliun, disusul sektor perdagangan besar dan eceran senilai Rp9,90 triliun, sektor real estate dan persewaan senilai Rp1,64 triliun dan sektor pertanian senilai Rp1,11 triliun.

Posisi loan to deposit ratio (LDR) per Februari 2013 mencapai 82,73%. Menurut Arif, angka ini menunjukkan fungsi intermediasi perbankan sudah berjalan cukup baik. Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga yang tercermin dari rasio non performing loan (NPL) yang cukup rendah sebesar 3,07%, lebih baik dari target indikatif BI sebesar 5%.

Di satu sisi, BI juga terus mendorong pertumbuhan sektor dunia usaha dan investasi dengan mendorong kalangan perbankan menurunkan bunga pembiayaannya.  “Kondisi ekonomi yang menarik dan dunia usaha yang bagus mendorong investor masuk. Salah satu indikasinya adalah banyaknya rencana perluasan jaringan kantor cabang dan kantor cabang pembantu bank umum di Kota Solo.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya