Solo (Espos)–Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kembudpar) RI melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Budpar menyelenggarakan ASEAN Workshop on Cultural Heritage Tourism, Rabu hingga Minggu (16-19/6), di Hotel Sunan Solo.
Kegiatan tersebut adalah implementasi dari Task Force Man Power Development Meeting di Filipina 22-26 November 2009. Dari 10 negara yang diundang dalam kegiatan tersebut, hanya perwakilan lima negara yang hadir yakni Malaysia, Laos, Thailand, Filipina dan Indonesia.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Tampil sebagai pembicara dalam workshop, Kamis (17/6), M Alistair G Speirs yang mengupas tentang the future trends of cultural and heritage tourism. Dia menekankan pentingnya dukungan sarana dan prasarana di kawasan heritage, bila akan dikembangkan menjadi komoditas wisata. Sehingga wisatawan dapat mudah dan nyaman saat menikmati daya tarik obyek tersebut.
Sementara panitia lokal ASEAN Workshop on Cultural Heritage Tourism, Mufti Raharjo, menilai penguatan jaringan wisata di ASEAN merupakan langkah penting dan strategis termasuk bagi Kota Solo. Pasalnya Kota Bengawan kaya akan situs heritage yang potensial menjadi komoditas wisata. “Saat ini penerbangan menuju Solo penuh terus,” kata dia.
kur