SOLOPOS.COM - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. (JIBI/Solopos/Antara/Virna Puspa Setyorini)

ASEAN Economic Community, Menristek meminta masyarakat mewaspadai perguruan tinggi asing.

Solopos.com, KARANGANYAR—Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, meminta perguruan tinggi (PT) menyiapkan diri menghadapi isu internasionalisasi pendidikan seiring pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC). Menteri menegaskan PT yang tidak memiliki daya saing dan mutu akan terlindas oleh gelombang PT luar negeri.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Dengan adanya ASEAN Economic Community, bukan tidak mungkin ke depan ada PT asing di Indonesia. Kualitas PT dalam negeri harus dijaga untuk menghadapi kompetisi,” ujar M. Nasir saat menghadiri peluncuran Klinik Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di Hotel Alana, Selasa (9/8/2016) siang.

M. Nasir mengatakan proses akreditasi yang baik menjadi kunci peningkatan mutu dan kualitas pendidikan tinggi. Menurut Nasir, selama ini tahapan tersebut belum optimal untuk pengembangan proses pembelajaran. Kemenristekdikti mencatat ada 130 PT swasta yang gulung tikar hingga awal 2016. Rata-rata PT tutup karena kekurangan murid.

“Tidak ada pengawalan dalam proses akreditasi. Mestinya ada pendampingan bagi PT yang berpotensi meningkat akreditasinya. Kampus yang sudah berakreditasi A didorong bekerja sama dengan PT luar negeri. Sebaliknya, PT yang tak layak dilanjutkan ya langsung ditutup,” kata dia.

Selain itu, Menristekdikti tidak menoleransi konflik internal antara yayasan dan pihak kampus dalam pengelolaan pendidikan tinggi. M. Nasir tak segan menutup PT jika konflik di lembaga pendidikan tersebut berlarut-larut. Menteri mengaku banyak menerima laporan soal sengketa yayasan dan kampus dalam pengelolaan universitas. “Kalau tidak mau diselesaikan mending tutup saja.”

Pada bagian lain, Menteri mengapresiasi peluncuran SPMI untuk mendorong peningkatan akreditasi PT. Dia melihat SPMI dapat menjadi sarana untuk pembenahan mutu internal dan eksternal kampus. Sementara itu, Direktur Penjaminan Mutu Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Aris Junaedi, mengatakan Klinik SPMI dapat menjadi solusi permasalahan yang dihadapi PT. Klinik menyediakan 14 fasilitator pusat dan 200 fasilitator wilayah untuk menjawab pertanyaan lewat laman spmi.ristekdikti.go.id/klinikspmi/.

“Penerima Klinik SPMI sangat komprehensif meliputi pengelola PT, dosen, mahasiswa hingga masyarakat umum,” tuturnya.

Kemenristekdikti menargetkan mampu mencetak 12.000 pendidikan tinggi unggulan melalui inovasi SPMI. Sejauh ini, imbuh Aris, sudah ada sekitar 9.000 pendidikan tinggi yang menyandang predikat tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya