SOLOPOS.COM - Situs Watu Jaran di Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah. (Youtube)

Solopos.com, BREBES — Desa Laren, di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, memiliki situs bersejarah yang dijadikan wisata andalan, yaitu Watu Jaran. Situs ini diduga merupakan artefak peninggalan zaman kejayaan Hindu di Indonesia.

Situs itu dinamai Watu Jaran karena terdapat arca yoni dan patung Lembu Andini, kendaraan Dewa Siwa. Akan tetapi, wujud situs tersebut sudah tidak utuh lagi.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Dilansir dari sebuah literasi yang ada di kemdikbud.go.id, Sabtu (12/3/2022), situs ini berbentuk kuda (jaran) tanpa kepala. Selain itu, disana juga terdapat batu yang menyerupai tapal kuda, tempat minum kuda, tempat makan, hingga bahkan ada beberapa batu bata yang dulunya adalah kandang kuda tersebut.

Baca juga: Situs Watu Jaran Brebes, Tempat Pesugihan di Bumiayu?

Cikal bakal situs ini berawal pada zaman perang oleh seorang wali yang menggunakan kuda tersebut sebagai tunggangan atau kedanraan seorang wali. Saat itu, sang wali dengan gagah berani melawan penjajah sampai beliau harus mengorbankan kuda kesayangannya.

Saat perang terjadi, kuda itu terkena sabetan pedang, sehingga kepalanya sehingga terpenggal dan terpental jauh ke bukit. Masyarakat biasa menyebut bukit itu sebagai Bukit Gralang.

Kejadian itulah yang membuat situs Watu Jaran di Brebes tinggal badannya saja. Sedangkan kepalanya berada di tanah lapang di Bukit Gralang. Hingga saat ini, situs Watu Jaran di Brebes terus dirawat sebagai warisan sejarah di Dusun Karangdawa.

Baca juga: Profil Bumiayu, Bumine Wong Ayu di Brebes

Konon, situs bersejarah itu ditunggi makhluk halus. Oleh sebab itu, banyak warga Desa Laren yang menjadikan situs Watu Jaran sebagai tempat pesugihan dan hal itu dianggap sebagai syirik oleh agama Islam. Untuk menghindari perbuatan syirik, pemerintah Desa Laren membangun gubug yang digunakan sebagai rumah utuk situs Watu Jaran.

Sampai saat ini, Watu Jaran di Brebes diakui sebagai tempat keramat yang tidak sembarangan orang bisa medokumentasikannya tanpa didampingi sang juru kunci. Bahkan berdasarkan penuturan warga setempat, setiap malam Jumat Kliwon sering terdengar langkah kaki kuda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya