SOLOPOS.COM - Kampung Laut di Cilacap dalam potret yang diabadikan oleh Taillie, JC _ DLC. Pada tanggal 1 April 1948 (Instagram/@museumpotretbanyumas)

Solopos.com, CILACAP — Kampung Laut adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah yang berada di pesisir pantai. Kawasan ini merupakan gugusan pulau-pulau kecil di Segara Anakan yang membentuk beberapa desa, seperti Desa Ujungalang, Desa  Ujunggagak, Desa Klaces, dan Desa Panikel.

Dihimpun dari Wikipedia, Senin (15/11/2021), secara geografis, letak Kampung Laut ini berada di sisi barat Jawa Tengah, berbatasan dengan provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk sekitar 14.000 jiwa yang menyebar di empat desa. Karena tinggal  di daerah pesisir, mayoritas mata pencaharian masyarakat setempat adalah nelayan. Selain itu, mereka juga berprofesi sebagai petani dan buruh serabutan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut cerita rakyat yang sampai sekarang masih dipercaya penduduk Kampung Laut merupakan keturunan para prajurit Kerajaan Mataram Islam. Mereka diutus untuk menjaga daerah pesisir pantai dari ancaman perompak atau bajak laut Portugis. Para prajurit yang datang dipimping oleh empat orang wiratama, yaitu Jaga Playa, Jaga Praya, Jaga Resmi dan Jaga Laut. Berkat kesaktian para wiratamtama itu, maka peraiaran Cilacap dan Segara Anakan akhirnya aman dan bebas dari gangguan perompak.

Baca Juga: Restorasi Situs Liyangan di Lereng Gunung Sindoro Gunakan Batu Baru

Setelah keadaan aman, ternyata para wiratama dan anak buahnya tidak mau kembali ke pusat Kerajaan Mataram Islam, melainkan tetap tinggal di kawasan Kampung Laut dan sekitarnya, seperti Jaga Playa dan Jaga Praya bermukim di daerah yang disebut Klapalima, sementara itu Jaga Resmi dan Jaga laut memilih tinggal di Pulau Nusakambangan.

Di Pulau Nusakambangan, ada dua daerah yang menjadi pemukiman para wiratama, yaitu Legok Pari yang menjadi pemukiman kelompok Jaga Resmi, dan Gebang Kuning atau sekarang dikenal dengan nama Kembang Kuning yang menjadi pemukiman Jaga Laut.

Ketika supremasi Kerajaan Mataram Islam makin melemah dan akhirnya dikuasai oleh Pemerintahan Hindia Belanda, banyak daerah yang sebelumnya merupakan daerah kekuasaan Mataram, diambil alih oleh Hindia Belanda. Pada masa pemerintahan kolonial, Pulau Nusakambangan menjadi tempat pembuangan para narapidana pemerintah yang dianggap sebagai pemberontak. Hal ini menjadi ancaman bagi keturunan Jaga Resmi dan Jaga Laut yang bermukim di pulau tersebut lantaran para narapidana pemerintah ini sering menganggu keamanan dan ketertiban penduduk setempat.

Baca Juga: Perbaiki Jebakan Tikus, Warga Grobogan Tewas Tersetrum

Akhirnya para keturunan wiratama dari Jaga laut dan Jaga Resmi menyingkir  dari pulau Nusakambangan dan mendirikan tempat tinggal di daerah pesisir Segara Anakan. Di Segara Anakan ini, kemudian berdiri kelompok-kelompok pemukiman yang berupa kumpulan rumah panggung. Seiring berjalannya waktu, pemukiman mereka makin tersebar hingga akhirnya kawasan Segara Anakan ini dikenal dengan kawasan Kampung Laut.

Kondisi Tekstur Tanah dan Rawan Bencana Mengancam Keberadaan Kampung Laut

Kawasan ini juga dikenal dengan sebutan Kampung Bejagan atau Pejagan, dikarenakan kampung ini dihuni oleh para keturunan penjaga kawasan pesisir Cilacap yang sebelumnya diutus oleh Kerajaan Mataram Islam

Rumah-rumah warga di pemukiman Kampung Laut ini terbuat dari kayu yang didapat dari hutan bakau. Masing-masing rumah memiliki tiang penopang, tertancap di dasar laut yang tingginya mencapai 7 meter dan bentuk rumahnya rata-rata berupa limasan.

Baca Juga: HI UKSW jadi Tuan Rumah Pertemuan Mahasiswa HI se-Indonesia

Dilansir dari Liputan6.com, beberapa rumah-rumah tersebut kini tinggal kenangan karena tekstur landasan yang berpasir dan tidak solid, membuat rumah ini tidak bisa tahan lama. Ditambah, kawasan Kampung Laut ini rawan bencana gempa bumi. Pada 15 Desember 2017 lalu, gempa dengan kekuatan 6,9 Skala Richter (SR) mengguncang Pulau Jawa dan Kampung Laut menjadi salah satu wilayah yang terdampak paling parah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya