SOLOPOS.COM - Telaga Sarangan di Magetan, Jawa Timur. (Okezone.com)

Solopos.com, MAGETAN — Kondisi Telaga Sarangan yang surut belakangan menjadi buah bibir. Telaga yang terbentuk secara alami di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, ini lekat dengan legenda suami istri yang berubah menjadi naga.

Selama ini telaga tersebut menjadi destinasi wisata alam andalan Magetan. Lokasinya yang berada di ketinggian 1.200 mdpl dan suhu yang sejuk menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anda bisa berjalan-jalan menikmati panorama keindahan telaga pasir ini. Anda juga bisa menumpang speedboat untuk berkeliling telaga yang luasnya sekitar 30 hektare dengan kedalaman sekitar 28 meter ini.

Baca juga: Misteri Pacaran di Telaga Sarangan, Awas Pedhot Lur!

Ekspedisi Mudik 2024

Di tengah telaga ini ada pulau yang dianggap keramat oleh penduduk sekitar. Dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, Minggu (10/10/2021), pulau itu bersemayam roh leluhur Telaga Sarangan, yaitu Kyai dan Nyai Pasir. Berdasarkan legenda inilah telaga ini disebut juga degan nama telaga pasir.

Legenda ini menceritakan pasangan suami istri bernana Kyai dan Nyai Pasir yang berubah menjadi naga dan menyebabkan terbentuknya Telaga Sarangan. Selama bertahun-tahun mereka tak kunjung dikaruniai anak hingga bersemedi untuk meminta diberi keturunan.

Akhirnya mereka diberi anak lelaki bernama Joko Lelung. Sehari-hari pasangan ini hidup sebagai petani untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Kyai dan Nyai Pasir kemudian bersemedi lagi untuk memohon kesehatan dan umur panjang karena pekerjaan yang dilakukan cukup berat. Mereka pun mendapatkan wangsit untuk memakan telur di dekat ladang jika ingin permohonan itu dikabulkan.

Baca juga: Menpora: MotoGp Indonesia 2022 di Sirkuit Mandalika Tetap Digelar

Nyai Pasir lantas menemukan telur dan membawanya pulang untuk dimasak. Telur itu pun dimakan berdua oleh dirinya dan sang suami.
Setelah makan, Kyai Pasir kembali ke ladang. Akan tetapi di tengah jalan, badannya terasa gatal dan panas yang digaruk hingga lecet. Akhirnya tubuh Kyai Pasir berubah menjadi naga. Nasib serupa dialami Nyai Pasir.

Mereka pun berguling-guling di pasir hingga menimbulkan cekungan yang besar dan dalam. Dari cekungan tadi keluar air yang sangat deras. Mereka kemudian berniat membuat cekungan lain untuk menenggelamkan Gunung Lawu.

Mengetahui orang tuanya berubah menjadi naga dan berniat buruk, Joko Lelung bersemedi untuk dapat mencegah hal itu terjadi. Permintaan itu pun dikabulkan dan akhirnya dua naga itu dapat ditenangkan.

Baca juga: Gerindra: Prabowo Subianto Maju Lagi di Pilpres 2024

Akan tetapi cekungan tanah itu terus terisi air hingga kini dikenal sebagai Telaga Sarangan. Sementara Kyai dan Nyai Pasir yang berubah menjadi naga itu moksa menjadi makhluk tak kasat mata.

Sampai saat ini cerita itu masih diyakini oleh penduduk setempat. Mereka selalu menggelar upacara bersih desa menjelang puasa untuk menolak bala dan memperingati terbentuknya Telaga Sarangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya