SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyajian Sego Wiwit yang modern (Instagram/@don_masak)

Solopos.com, SEMARANG – Sego Wiwit adalah kuliner tradisonal khas masyarakat Jawa, khususnya kawasan Klaten, Jawa Tengah. Makanan ini merupakan paket lengkap yang terdiri dari nasi dan berbagai macam lauk khas pedesaan masyarakat Jawa.

Dilansir dari laman Instagram @don_masak, Rabu (23/3/2022), Sego Wiwit berasal dari dua kata dalam Bahasa Jawa, yaitu sega yang berarti nasi dan wiwit yang berarti permulaan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Secara keseluruhan, makananan ini berarti sajian untuk memulai suatu tradisi yang sudah dijalankan turun temurun oleh masyarakat Jawa, khususnya para petani. Konon, Sego Wiwit merupakan bagian dari sesaji ritual yang ritual tradisi wiwitan. Biasanya tradisi ini dilakukan kaum petani Jawa saat menjelang musim tanam.

Tradisi ini umum dilakukan oleh masyarakat Jawa yang dominan tinggal di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Inti dari ritual ini adalah perwujudan sukacita bersama, doa, dan pengharapan akan hasil panen yang terbaik.

Baca juga: Sego Wiwit & Sendang Pengilon, Kearifan Lokal Desa Tertua di Indonesia

Berdasarkan penelusuran pemilik akun dengan bertemu sejumlah narasumber yang asli petani tradisional, Sego Wiwit yang menjadi makanan khas di Klaten ini terdiri dari nasi uduk, urap sayur, ayam panggang, telur rebus, ikan asin, dan sambel gepeng (sambal yang berasal dari kedelai atau kacang tholo). Jika melihat komposisi yang ada di Sego Wiwit, sajian ini bisa dikatakan memiliki nilai gizi yang lengkap.

Isian Sego Wiwit

Ada dua olahan wajib yang harus diperhatikan karena inilah yang membedakan Sego Wiiwt dengan nasi syukuran lainnya. Yang pertama, ayam panggang yang diolah sangat sederhana dengan bumbu ala kadarnya, yang terdiri dari garam, ketumbar, dan bawang putih lalu dibakar hingga ada sensasi gosong dan berasap.

Yang kedua adalah pengolahan sambal gepeng, yaitu harus berasal dari bahan utama kacang kedelai atau kacang tholo.  Sego Wiwit disajikan di atas tampah (biasanya digunakan untuk mengayak beras) yang telah dilapisi dengan daun pisang dan biasanya di makan bersama-sama dengan sesama warga saat selesai melaksanakan ritual Wiwitan.

Baca Juga: Desa Ngupit Klaten Tertua di Indonesia

Namun di zaman modern ini, Sego Wiwit telah dimodifikasi menjadi sajian kekinian yang menarik di sejumlah tempat kuliner, termasuk Klaten tanpa mengubah karakteristik utamanya. Menu ini masih disajikan layaknya versi orisinalnya, yaitu disajikan di atas tampah yang telah dilapisi daun pisang dengan lauk yang lengkap seperti yang disebutkan.

Hal yang diubah dari penyajian Sego Wiwit kebanyakan adalah ukurannya. Jika biasanya Sego Wiwit disantap bersama-sama dengan sesama warga, penyajian Sego Wiwit saat ini juga menyuguhkan Sego Wiwit dengan ukuran mini yang bisa disantap secara perorangan. Namun pilihan Sego Wiwit dengan ukuran besar yang diperuntukan untuk kelompok orang juga masih menjadi pilihan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya