SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemadangan alam di pulau Jawa (Instagram/@mochileros.viajeros)

Solopos.com, MAGELANG — Pulau Jawa merupakan pulau terpadat di dunia dengan jumlah populasi lebih dari 150 juta penduduk dan luas sekitar 128.297 km2. Pulau yang berada di kepulauan Nusantara dan Samudra Hindia ini juga merupakan tempat di mana pusat pemerintahan Republik Indonesia berada yang secara spesifik saat ini berada di Provinsi DKI Jakarta.

Terkait asal usul pulau Jawa, dilansir dari Okezone.com, Senin (29/11/2021), banyak ahli yang meyakini bahwa sedianya Pulau Jawa dulunya merupakan satu kesatuan dengan pulau Sumatra sebagai bagian dari dataran Sunda di bagian barat dan di bagian timur menyatu dengan daratan Australia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pecahan Australia

Berbagai sumber juga menyebutkan bahwa Pulau Jawa terbentuk pada 60 juta tahun lampau saat periode bumi memasuki zaman Pre-Tersier. Daratan Pulau Jawa bagian barat terbentuk lebih dulu di Zaman Kapur yang terjadi sekitar 145 juta tahun yang lalu dan bagian timurnya dari pecahan benua Australia.

Dua bagian itu saling menabrak dan bergabung menjadi satu pulau. Pembentukannya juga tidak lepas dari aktivitas vulkanik hingga menimbulkan kontur pulau dengan banyak gunung berapi yang membentang dari timur ke barat. Bicara terlepasnya Pulau Jawa dan Sumatera, para ahli sepakat bahwa hal itu diakibatkan letusan gunung api mahadasyat.

Baca Juga:  Tanam Perdana 5.000 Batang Kopi untuk Kembangkan Agroeduwisata Magelang

Berdasarkan catatan Pujangga Ronggowarsito dalam Pustaka Raja Purwa, disebutkan bahwa Jawa dan Sumatra terpisah akibat Gunung Kapi yang teridentifikasi sebagai Gunung Krakatau pada 416 Masehi. Senada dengan hal tersebut, Ken Wohletz, peneliti Los Alamos National Laboratoy juga menyebutkan letusan gunung yang sama mengakibatkan terpisahnya ke dua pulau tersebut.

Pemisahan Pulau Jawa dan Pulau Sumatra ini semakin disempurnakan dengan meletusnya kembali Gunung Krakatau pada 1883 yang dikenal sebagai letusan mahadasyat di dunia sehingga menyebabkan pemisahan secara tektonik di mana pulau Sumatra terlepas dan bergerak ke timur laut dan Pulau Jawa ke sisi timur.

Baca Juga: Wisata Baru Temanggung: Situs Liyangan, Peninggalan Mataram Kuno

Sama halnya dengan pemisahan Pulau Jawa dan Sumatra, terpisahnya Pulau Jawa dan Bali juga diakibatkan letusan gunung berapi. Penulis Raffles, Hageman dan R Van Eck, pernah menyatakan bahwa dulunya pulau Jawa dan Bali masih satu daratan namun terpisah akrena letusan gunung berapi dan gempa besar hingga membuat kedua daratan tersebut putus pada abad ke-13.

Gunung Tidar, Paku Bumi Pulau Jawa

Meskipun terdapat penjalasan secara ilmiah terkait terbentuknya Pulau Jawa, ternyata ada juga versi supranatural yang menjelaskan asal-usulnya. Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube Insights & Inspirative Channel dengan judul video Misteri Asal Mula Pulau Jawa dan Gunung Krakatau menyebutkan bahwa pulau Jawa dulunya berada di bawah kekuasaan Kerajaan Atlantis.

Hingga akhirnya, saat kerajaan tersebut hancur, pulau Jawa terpisah dan menjadi pulau tersediri. Kemudian muncul kisah Aji Saka yang berhasil mengalahkan Prabu Dewata Cengkar, seorang penuasa kegelapan di tanah Jawa kala itu. Namun, penumpasan Prabu Dewata Cengkar ini juga bagian dari perjanjian tumbal yang dampaknya dirasakan hingga beratus-ratus tahun sampai akhirnya penguasa gaib kembali menguasai Pulau Jawa.

Baca Juga: Misteri Telaga Sunyi di Baturaden, Sering Jadi Tempat Bertapa

Kisah ini mengacu pada legenda Gunung Tidar di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang dipercaya sebagai paku bumi Pulau Jawa. Diceritakan saat itu pulau Jawa yang berada pada kekuasaan gaib dalam keadaan mengapung seperti perahu sehingga guncangan mirip gempa bumi kerap terjadi.

Saat itu, para pendakwah Islam yang datang ke pulau Jawa banyak yang tidak berhasil menyebarkan agama Islam karena begitu kuatnya penguasa gaib di pulau Jawa saat itu. Hingga akhirnya datanglah sosok sakti asal Persia yang bernama Syekh Maulana Subakir yang hendak menyucikan Pulau Jawa dari kemusyrikan bangsa gaib dan menyebarkan dakwah Islam di tanah Jawa.

Dalam peperangannya melawan bangsa jin, Syekh Subakir menancapkan tombaknya di Gunung Tidar yang saat itu menjadi tempat berkumpulnya bangsa jin hingga akhirnya terusir dan mengungsi ke pantai selatan Jawa dan pulau Jawa yang sebelumnya teraung-apung akhirnya bisa tenang dan stabil akibat tongkat Syekh Subakri yang tertancap. Kemudian Sabda Palon yang merupakan pengasuh tanah Jawa menampakan diri dan menantang Syekh Subakir  untuk bertanding.

Baca Juga: Carica, Buah Pepaya Unik Cuma Bisa Tumbuh di Dieng

Pertarungan berakhir seri hingga perjanjian damai terjadi saat Syekh Subakir menjelaskan niatnya kepada Sabda Palon untuk menyebarkan dakwah Islam di tanah Jawa. Singkat cerita, niaat inipun akhirnya diterima baik oleh Sabda Palon. Seperti yang sudah diberitakan oleh Solopos.com, Syekh Subakir adalah ulama yang didatangkan dari tanah persia yang kedatangannya bersamaan dengan rombongan Wali Songo pada periode pertama yang diutus oleh Sulatan Muhammad I dari Istambul, Turki untuk berdakwah di pulau Jawa pada 1404.

Gunung Tidar menjadi tempat makam para ulama dan Wali Songo, termasuk makam Syekh Subakir dan hingga saat ini menjadi tempat yang kerap didatangi oleh masyarakat Jawa tradisional yang hendak berziarah dan mencari wangsit.

Di tengah lapangan di  atas Gunung Tidar juga terdapat sebuah tugu dengan simbol huruf ‘Sa’ dalam aksara jawa di ketiga sisi yang menutut juru kunci setempat bermakna Sapa Salah Seleh (siapa yang salah akan ketahuan). Tugu inilah yang dipercaya sebagai tombak yang ditancapkan oleh Syekh Subakir untuk mengusir bangsa jin dari tanah Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya