SOLOPOS.COM - Patung Semar di Karangpandan, Karanganyar. (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, KARANGANYAR – Hampir semua wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, bakal menjumpai Patung Semar di Karangpandan. Patung besar yang berdiri di jalur utama menuju Tawangmangu itu tepatnya berlokasi di Dusun Gedangan RT 001 RW 003, Desa Salam, Kecamatan Karangpandan.

Keindahan Patung Semar Karangpandan itu pun cukup menarik perhatian sejumlah wisatawan yang hendak beerekreasi ke Tawangmangu maupun Kemuning. Banyak orang mampir untuk berfoto dengan latar Patung Semar dan hamparan rumput di perbukitan itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, tahukah Anda bagaimana asale Patung Semar Karangpandan yang kini semakin hits sebagai background foto di media sosial? Kepala Dusun Gedangan, Sukirno, 65, menjelaskan, Patung Semar dan pendopo di Karangpandan itu dibangun pada 1986 oleh warga Jakarta, Sugianto.

Pendekar Keberatan Tugu Perguruan Silat di Sragen Dirobohkan, Ini Respons Bupati Yuni 

Ekspedisi Mudik 2024

Luas area lahan milik Segianto tempat Patung Semar itu berdiri kira-kira 1,5 hektare yang digarap oleh warga sekitar. Ada beberapa warga yang diminta tolong menjaga bangunan tersebut.

“Dulu bangunan enggak diresmikan, tahu-tahu sudah jadi saja. Enam warga sekitar diminta tolong untuk menjaga bangunan secara bergantian siang dan malam hari. Mereka tidak digaji tetapi boleh mengelola lahan,” katanya kepada Solopos.com saat ditemui di rumahnya, Rabu (19/6/2019) silam.

Setiap bulan, Sugianto beserta kerabatnya dari Jogja berkunjung ke Patung Semar di Karangpandan itu untuk melakukan semadi alias semedi. Kegiatan tersebut dilakukan pada malam hari di dalam ruangan Patung Semar yang luasnya kira-kira enam meter persegi.

“Sugianto itu anggota TNI. Enggak tahu pangkatnya apa. Kerabatnya banyak. Mereka sering mengundang perangkat desa dan warga sekitar untuk makan bersama di pendopo pada malam hari ketika berkunjung,” ujarnya.

New Normal Bukan Back To Normal, Ini Loh Maksudnya

Dijual

Sukirno menjelaskan, Sugianto meninggal dunia pada 1990-an. Setelah Sugianto meninggal dunia, keluarganya tidak pernah berkunjung ke Patung Semar di Karangpandan tersebut. Namun, warga setempat tetap menjaga bangunan tersebut.

“Bangunan dijual oleh kerabat Sugianto kepada Luwes Group pada tahun lalu [2018]. Akhir tahun lalu, kawasan Patung Semar mulai ditata. Wisatawan tidak dapat singgah ke Patung Semar untuk sementara waktu,” katanya.

Kisruh Perguruan Silat di Sragen hingga Rencana Tugu Dirobohkan, Apa Sebabnya?

Sukirno mengatakan, kawasan tersebut disiapkan untuk agrowisata. Dia berharap, renovasi kawasan Patung Semar dapat menghidupkan ekonomi masyarakat sekitar dan lingkungan sekitar tetap lestari.

“Nanti kan ada edukasi menanam padi di sawah dan budidaya kelinci. Kami berharap warga dapat dilibatkan sebagai tenaga kerja dan warga dapat berjualan di sekitar Patung Semar,” katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Minggu (28/6/2020), Patung Semar di Karangpandan kini semakin cantik. Bahkan kini lahan kosong di sekitarnya dibangun menjadi taman yang semakin mempercantik pemandangan di sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya