SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SUKOHARJO – Masyarakat di wilayah Soloraya tentu tidak asing lagi Makam Balakan atau biasa dikenal dengan daerah Balakan.

Daerah yang dikenal sebagian masyarakat sebagai lokasi makam Kiai Balakan tersebut berada di Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Juru kunci Makam Balakan, Hery Purnomo saat ditemui Solopos.com, Jumat (27/12/2013), mengatakan Makam Balakan sejatinya adalah makam dari Raden Sujana.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Raden Sujana adalah salah satu anak dari Prabu Brawijaya V, raja dari Kerajaan Majapahit. Dikisahkan, Prabu Brawijaya risau dengan kondisi Raden Sujana yang tidak kunjung menikah. Saat itu Raden Sujana menjabat sebagai Pradoto Agung di Kerajaan Majapahit.

Jabatan Pradoto Agung menurut Hery setara dengan Hakim Agung. Diduga, Raden Sujana belum ingin menikah supaya bisa menjalankan tugas sebagai hakim agung secara optimal. Sebab bila sudah berkeluarga, dia akan tersandera banyak kepentingan keluarga.

Hingga suatu ketika, Raden Sujana merasa jengah dengan desakan menikah dari orang tuanya. Dia nekat meninggalkan keraton seorang diri lantaran tidak lagi mendapatkan rasa nyaman. Saat Raden Sujana dalam perjalanan meninggalkan kerajaan, dia dihadang dua perampok.

Perampok tersebut diketahui bernama Simbarjo dan Simbarjoyo. Dua orang ini bermaksud merampas barang berharga milik Raden Sujana. Namun upaya tersebut bisa digagalkan Raden Sujana. Selanjutnya, Simbarjo dan Simbarjoyo mengabdi kepada Raden Sujana.

Di sisi lain, sepeninggal Raden Sujana, kondisi Majapahit ditimpa musibah atau masa pagebluk. Berbagai upaya yang dilakukan raja untuk meredakan pagebluk terrnyata gagal. Hingga suatu hari, Prabu Brawijaya V bersemedi meminta petunjuk dari Tuhan atas masalah di Majapahit.

Dalam semedinya tersebut Prabu Brawijaya mendapatkan petunjuk bahwa yang bisa menyelesaikan masalah di Majapahit hanya Raden Sujana. Merujuk petunjuk tersebut, raja kemudian mengerahkan seluruh prajuritnya untuk menemukan dan membawa pulang Raden SujanSujana.

Namun maksud raja terkendala tekat bulat Raden Sujana yang tidak ingin lagi kembali ke Majapahit. Raden Sujana hanya memberikan beberapa saran kepada raja untuk menyelesaikan masalah di Majapahit. Saran tersebut terrbukti bisa menyelesaikan masalah di Majapahit.

Secara perlahan namun pasti, situasi dan kondisi di Majapahit kembali membaik. Atas jasa yang dilakukan Raden Sujana untuk Majapahit, Prabu Brawijaya Brawijaya memberrikan gelar Ki Ageng Balak. “Masyarakat juga memberikan gelar tersebut,” ujar Hery.

Kata “balak” menurut dia memiliki dua makna. Makna pertama yaitu balela atau membangkang. Julukan ini cukup tepat disematkan kepada Raden Sujana karena dia pergi meninggalkan Majapahit. Dia juga membangkang perintah raja dengan tidak mau pulang.

Makna kedua “balak” yaitu pagebluk. Dalam konteks ini, Ki Ageng Balak dipercaya sebagai problem solving atau penyelesai masalah. “Ini sekadar cerita, bukan sejarah. Dalam perkembangannya, cerita perjalanan Raden Sujana ini menjadi salah kaprah,” sesal Hery.

Penjelasan senada disampaikan Bambang Suwarman, juru kunci lama Makam Balakan. Dia menjelaskan Ki Ageng Balak tidak mempunyai hubungan keluarga dengan warga Dukuh Balakan, Kenokorejo, Polokarto. “Hubungannya ya cuma dukuh itu itu dekat dengan makam,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya