SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kawuk (Sumber: Facebook)

Solopos.com, CILACAP — Lembaga Pemasyarakatan (LP) Nusa Kambangan adalah penjara dengan tingkat keamanan yang tinggi dan lokasinya masih alami. Karena kondisi alam tersebut, banyak hewan-hewan buas berkeliaran di Pulau Nusakambangan, mulai dari buaya muara, macan tutul, macan kumbang, kawuk dan masih banyak hewan buas lainnya.

Konon, kawuk adalah hewan paling buas di Nusakambangan. Menurut warga setempat, hewan ini masih satu kerabat dengan komodo dan biawak. Namun ukuran tubuh kawuk konon lebih besar dan memiliki insting memangsa yang sangat tinggi terhadap manusia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Terkait asal muasal Kawuk, belum ada sumber dan literasi yang menjelaskan secara terperinci terkait hewan pemangsa manusia tersebut. Namun berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube, Rabu (5/1/2021), kawuk diperkirakan berasal dari kawasan teluk Solok, daerah Pangandaran, Jawa Barat namun secara administratif masih satu kawasan dengan Pulau Nusakambangan.

Baca Juga:Dijuluki Alcatraz Indonesia, Ini 4 Fakta Unik Nusakambangan

Melalui informasi yang didapat dari video tersebut, kawuk dipercaya dapat memangsa siapa pun yang berada di hadapannya. Berdasarkan informasi dari masyarakat sekitar, kawuk menyerang target mangsanya dengan posisi berdiri dan teknik penyerangan kawuk ini tidak terkirakan oleh targetnya. Kawuk juga memiiki insting penciuman terhadap mayat manusia yang kuat dan konon, kawuk juga memangsa mayat manusia tersebut.

Banyak orang yang berasumsi kawuk adalah komodo yang terdampar di Nusakambangan. Namun dengan melihat kebiasaan kawuk yang suka berkelompok untuk memangsa target dan kebiasaan berdiri yang dilakukan membuat hewan berbeda jauh dengan komodo yang lebih suka menyendiri dan tidak suka berdiri.

Memangsa Manusia

Mitos kawuk yang suka memakan mayat manusia ini paling santer terdengar oleh kalangan masyarakat setempat. Hal ini membuat mereka tidak berani menyimpan mayat di rumah karena takut bakal diserang segerombolan kawuk yang datang di malam hari.

Baca Juga: Pesona Wisata Nusakambangan Timur: Mistis, Eksotis, Historis

Sementara itu, dilansir dari sebuah unggahan Facebook, salah satu nelayan lokal setempat bernama Heri yang juga pemandu wisata, mengaku telah membuktikan dengan mata kepalanya sendiri di mana gerombolan kawuk mengejar mayat temannya yang tewas di dekat perkampungan Solok Timur.

Hal ini membuat penduduk Solok sudah terbiasa sejak matahari terbenam memilih untuk tinggal di rumah dan kalaupun harus keluar rumah, mereka harus membawa golok sebagai senjata pengaman jika ada serangan dari Kawuk atau hewan buas lainnya.

Heri mengatakan kondisi menakutkan memang disebar di pulau tahanan kelas kakap tersebut. Selain mitos Kawuk, terdapat juga hewan jadi-jadian yang terekam oleh mata penduduk asli, berupa manusia dengan kepala anjing dan tubuhnya berbulu lebat yang biasanya disebut dengan aul.

Baca Juga: 3 Binatang Buas di Pulau Nusakambangan, Buaya – Kawuk

Bahkan konon, pada 1990 silam, ular kobra sejumlah satu truk pernah dilepasliarkan di Pulau Nusakambangan dan mungkin jumlahnya sekarang sudah ribuan karena beranak pinak. Dengan suasana horor yang dirancang sedemikian rupa, sudah pasti para tahanan atau narapidana yang ditampung di pulau Nusakambangan akan berpikir panjang jika ada niatan untuk kabur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya