SOLOPOS.COM - Warga Dusun Grenjeng, Dayu, Gondangrejo, melestarikan budaya ngangsu melalui kirab ngangsu beberapa waktu lalu. (Solopos/Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR – Grenjeng merupakan salah satu nama dusun di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar yang akhir-akhir ini diperhatikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemendikbud dengan menggelontorkan dana karena sedang melestarikan budaya ngangsu dan mengelola sumber mata air Sumur Emas.

Namun, asal mula nama Dusun Grenjeng tak hanya sekedar nama, tapi ada cerita dibaliknya. Secara bahasa, grenjeng berarti kertas pembungkus rokok.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, nama Dusun Grenjeng bukan memiliki arti seperti itu. Salah satu tetua Dusun Grenjeng, Karyadi, sempat bercerita terkait asal muasal penamaan tempat tinggalnyasaat berjumpa dengan Solopos.com, beberapa waktu lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

Kasus Kematian Covid-19 Solo Bertambah 23 Orang Dalam 3 Hari

Dia mengatakan nama itu diambil masyarakat dulu ketika menemukan adanya bendungan di sekitar tempat tersebut. Lantaran melimpahnya air di tempat tersebut, masyarakat kala itu berbondong-bondong mengambil air untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Suara gemericik air di bendungan membuat masyarakat sekitar akhirnya menamainya Bendungan Grenjeng dan digunakan sebagai nama untuk dusun mereka.

“Dari dulu itu memang di sini dikenal sebagai tempat kaya air. Banyak masyarakat sejak dulu hingga saat ini mengambil air di sini. Dulu di sana ada Bendungan Grenjeng yang memang banyak sekali airnya. Makanya dinamakan Grenjeng dusunnya karena terinspirasi dari suara gemericik air kalau orang jawa bilangnya gemberejeh airnya saking banyaknya,” jelas dia kepada Solopos.com.

Tak Cuma Berbuat Cabul, Oknum Pelatih Silat di Sragen Juga Suruh Siswi Berfoto Tanpa Busana

Hingga saat ini, aktivitas ngangsu di lokasi tersebut masih terus berjalan. Bahkan menurut Karyadi, masih ada warga yang mengambil air menggunakan klenting (gerabah penampung air).

Meskipun dampak perkembangan teknologi membuat budaya ngangsu semakin memudar, namun masyarakat sekitar menggali potensi tersebut menjadi sebuah hiburan kirab dan tarian yang identik dengan sejarah Dusun Grenjeng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya