SOLOPOS.COM - Kondisi jalan perdesaan yang sepi di Desa Tanjung, Kecamatan Nguter, Sabtu (15/8/2020). (Solopos/Bony Eko WIcaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO – Desa Tanjung merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Nguter, Sukoharjo, yang dikenal sebagai sentraa industri jamu. Tak sedikit masyarakat yang merantau ke luar daerah untuk berjualan jamu gedong berkeliling ke kampung-kampung dengan berjalan kaki.

Dahulu, wilayah Desa Tanjung merupakan hutan belantara  dan semak belukar. Belum ada satu pun keluarga yang tinggal di daerah itu lantaran jauh dari keramaian dan pusat pemerintahan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Desa Tanjung berbatasan dengan wilayah Kecamatan Bulu. Batas wilayah antara Desa Tanjung dengan desa lainnya adalah Sungai Bengawan Solo.

Buntut Ricuh Kampung Mertodranan, Polresta Solo Razia di 3 Lokasi Ini 

Ekspedisi Mudik 2024

Kala itu, banyak tumbuh pohon tanjung di wilayah itu. Batang pohon tanjung setinggi 10 meter-15 meter dengan daun lebar yang menunduk serta rimbun.

Seorang sesepuh Desa Tanjung, Masudi, mengatakan informasi banyaknya pohon tanjung yang tumbuh di daerah tersebut berasal dari orang tuanya. Kabar itu diceritakan secara turun menurun oleh masyarakat setempat. Bahkan,  sewaktu muda, Masudi sering bermain di sekitar pohon tanjung yang tak jauh dari rumahnya.

“Saat saya masih duduk di Sekolah Dasar (SD), saya sering bermain petak umpet dengan teman-teman di sekitar pohon tanjung. Sekarang pohon tanjung itu sudah ditebang karena hendak dibangun rumah penduduk,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (15/8/2020).

Misteri Harimau Jawa, Pernah Muncul di Alas Kethu Wonogiri 

Masudi bercerita konon ada beberapa pengembara yang melewati hutan belantara yang banyak ditumbuhi pohon tanjung. Mereka singgah di hutan tersebut selama berbulan-bulan. Para pengembara itu membangun rumah yang terbuat dari kayu untuk beristirahat pada malam hari.

Selang beberapa kemudian, banyak masyarakat lain yang tertarik menetap di daerah itu. Mereka membangun rumah dan mulai membuka lahan untuk bercocok tanam palawija seperti jagung dan kedelai. Mereka mengikuti jejak para pengembara yang menetap di wilayah itu.

“Akhirnya, jumlah masyarakat yang menetap bertambah banyak. Mereka tertarik menetap karena kondisi tanah sangat subur dan masih luas,” ujar dia.

Video Viral Sunmori di Tawangmagu, Pemotor Berjubel di Cemoro Kandang

Khasiat Pohon Tanjung

Selain pohon peneduh, pohon tanjung memiliki khasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Kala itu, masyarakat sering memanfaatkan kulit batang dan daun pohon tanjung sebagai obat. Air rebusan kulit batang pohon ini digunakan untuk meredakan demam dan diare. Sedangkan daun yang digerus halus digunakan untuk mengobati sakit kepala.

Namun, keberadaan ratusan pohon tanjung mulai hilang setelah banyaknya masyarakat yang membuka lahan untuk bercocok tanam.  Lambat laun, ratusan pohon tanjung yang tumbuh di wilayah itu habis ditebang saat masyarakat membangun rumah penduduk.

“Sekarang hutan belantara penuh pohon tanjung berubah menjadi permukiman penduduk. Sudah tak ada lagi pohon tanjung,” papar dia.

Zonk! Manchester City Gagal Lagi, Perempat Final Liga Champions Momok Guardiola?

Wilayah Desa Tanjung luasnya sekitar 240 hektare. Jumlah penduduk di Desa Tanjung sekitar 3.500 jiwa. Sebagian besar masyarakat bermatapencaharian sebagai petani, pedagang dan buruh serabutan.

Wilayah utara berbatasan dengan Kelurahan Mandan, Kecamatan Sukoharjo sedangkan wilayah selatan berbatasan dengan Desa Lengking, Kecamatan Bulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya