SOLOPOS.COM - Sekretaris Desa Sumur, Ngadiyar, berada di sumur yang menjadi asal mula nama Desa Sumur, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, belum lama ini. (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI – Sumber air berada di pinggir Desa Sumur, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, terlihat masih mengeluarkan air jernih. Sumber air itu berupa sumur dengan bibir berbentuk kotak berukuran sekitar 2 meter x 2 meter.

Kedalaman sumur mungkin sekitar 2 meter dengan air yang begitu jernih. Keberadaan sumur itu ditandai dengan tembok setinggi sekitar 1 meter yang dibuat mengelilingi sumur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Konon, sumur tersebut merupakan asal mula nama desa setempat, yakni Desa Sumur yang berada di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali. Lokasi sumur tersebut tidak terlalu jauh dari jalan desa di wilayah Sumur Kulon.

Baca juga: Hilang Misterius, Orang Pintar Dikerahkan Cari Luweng di Pracimantoro Wonogiri, Hasilnya?

Lokasi itu masih tampak asri dengan pemandangan pepohonan di sekelilingnya. Sampai saai ini air sumur tersebut masih dimanfaatkan warga sekitar. Menurut Sekretaris Desa Sumur, Ngadiyar, volume air dari sumber mata air tersebut stabil.

“Meski musim kemarau atau musim penghujan, airnya juga stabil seperti itu,” kata dia kepada Solopos.com, belum lama ini.

Kepala Desa Sumur, Siti Prihatin, mengatakan berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, pada zaman dulu ada seorang wali yang melakukan perjalanan. Namun di tengah perjalanan, dia kehabisan bekal air minum.

“Wali itu kemudian berhenti di sekitar sumur itu, semudian membuat sumur. Mungkin saat itu juga bukan sumur ya, mungkin hanya sebatas cerukan atau seperti apa. Kalau yang saat ini sudah diperdalam. Sampai sekarang sukur masih bisa dimanfaatkan,” kata dia kepada Solopos.com.

Baca juga: Hore.. Stasiun Delanggu Klaten Dibuka Kembali

Namun dia menyayangkan saat ini tanaman keras yang berada di sekitar sumur banyak yang tumbang. Hal itu mempengaruhi kapasitas air di dalam sumur.

“Kalau dulu dimanfaatkan satu RT cukup, bahkan kemarau pun air masih mencukupi,” lanjut dia.

Hingga saat ini masih ada semacam tradisi di Desa Sumur yang disebut Dandan Kali. Tradisi tersebut dilakukan di Kali Sumur dan kali lainnya yang terletak di Dukuh Sumberejo dan Dukuh Sumur Kulon di bulan Juli atau Agustus.

Tradisi tersebut digelar untuk mengingatkan bahwa pada musim kemarau masyarakat dulu sangat kekurangan air bersih.

Desa Sumur merupakan berbatasan langsung dengan empat desa yang lain, yakni Desa Lanjaran, Desa Sangup, Desa Jemowo dan Desa Karanganyar. Desa Sumur memiliki luas 226.155 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya