SOLOPOS.COM - Desa Kupang merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Karangdowo, Klaten. (Taufiq Sidik Prakoso/Solopos)

Solopos.com, KLATEN--Desa Kupang merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Karangdowo, Klaten. Beberapa yang dikenal di desa setempat seperti Warung Sate Kambing Kupang yang disebut-sebut legendaris serta Gunung Wijil yang belakangan mulai digarap menjadi objek wisata.

Pemerintahan Desa Kupang diperkirakan sudah ada sejak 1900-an. Hingga kini, kepala desa yang menjabat merupakan kepala desa kedelapan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan buku rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) Desa Kupang, sejarah nama desa itu berasal dari kata kecukupan. Nama itu disematkan menyusul kondisi ekonomi masyarakat setempat tidak ada yang menonjol dan tidak ada yang tergolong sangat miskin.

Bagi masyarakat keturunan dari keluarga Kupang, apabila ingin kaya dan mendapatkan rezeki berlebih, mereka kebanyakan merantau ke kota besar.

Baca Juga: Penelitian Terapi Sel Punca untuk Pengobatan Covid-19 Dikembangkan di 11 RS , Mana Saja?

Kepala Desa Kupang, Sutari, mengatakan sejarah singkat itu hingga kini disepakati menjadi asal usul nama Desa Kupang. Sejarah itu juga diyakini memiliki ajaran agar warga tak terlalu berlebihan dan tak terlalu kekurangan dengan kondisi perekonomian mereka.

“Konon ceritanya dari beliau-beliau orang terdahulu di sini seperti itu. Sing dijaluk hidup cukup [yang diminta hidup tidak berlebihan atau terlalu kekurangan]. Untuk memudahkan pengucapannya sehingga menjadi nama Kupang,” jelas Sutari saat ditemui Solopos.com di kantor Desa Kupang, Kamis (4/2/2021).

Sutari mengatakan mayoritas warga Kupang memiliki mata pencaharian sebagai petani. Jumlah penduduk di Kupang tercatat sekitar 685 keluarga terdiri dari 1.324 jiwa laki-laki dan 1.409 jiwa perempuan.

Baca Juga: Ukuran Tahu Di Klaten Susut, Tapi Harga Tetap

Objek Wisata

Sutari mengatakan Desa Kupang hingga kini terus mengembangkan diri. Salah satunya dengan mengembangkan sektor wisata dengan menggarap kawasan Gunung Wijil sebagai objek wisata. Sebagian kawasan bukit itu sudah digarap pemerintah desa setempat dengan dibangun taman-taman.

Selain memiliki alam bebatuan serta rimbunnya pepohonan, kawasan Gunung Wijil selama ini dikenal sebagai tempat religi. Salah satunya yakni petilasan kerabat Keraton Surakarta.

Sutari berharap dengan digarap menjadi objek wisata alam dan religi, kawasan Gunung Wijil bisa semakin mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar. Selama ini, kawasan tersebut masih dibuka secara gratis untuk masyarakat umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya