SOLOPOS.COM - Makam cikal bakal Karanganyar, Nyi Ageng Karang di Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Karanganyar Kota, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (25/1/2014). (Bony EW/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Asal mula Kabupaten Karanganyar tak dapat dipisahkan dengan sejarah Kerajaan Mataram. Kala itu, Kerajaan Mataram berkedudukan di Kartasura, Kabupaten Sukoharjo yang dipimpin Sinuhun Prabu Amangkurat Jawa.

Pencetus nama Karanganyar adalah Raden Mas Said atau akrab dikenal panggilan Pangeran Sambernyawa. Nama Karanganyar sendiri berasal dari bahasa Jawa yang bermakna kewibawaan yang rangkap lahir dan batin untuk mencapai tujuan atau cita-cita baru.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Seorang sesepuh masyarakat Karanganyar, Suparjono, mengatakan cikal bakal Karanganyar berasal dari Raden Ayu Diponegoro atau Nyi Ageng Karang. Dia adalah istri Pangeran Diponegoro. Setelah Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda dan diasingkan ke Afrika Selatan maka Nyi Ageng Karang mengasingkan diri di hutan belantara. “Cikal bakal Karanganyar adalah Nyi Ageng Karang yang bertapa di hutan setelah suaminya ditangkap penjajah Belanda,” katanya saat ditemui Solopos.com, Sabtu (25/1/2014).

Saat bertapa, Nyi Ageng Karang mendapat wangsit akan bertemu ksatria yang akan meneruskan cita-cita luhurnya. Ksatria tersebut akan dikawal tiga pengikutnya. Beberapa waktu kemudian, Nyi Ageng Karang bertemu dengan Raden Mas Said di dalam hutan belantara. Raden Mas Said dikawal oleh tiga pengikutnya.

Nyi Ageng Karang lantas menceritakan wangsit yang diterimanya ketika bertapa kepada Raden Mas Said. Di hutan tersebut, Raden Mas Said diteguhkan bakal menjadi pemimpin baru yang mampu mengayomi masyarakatnya. “Nah, hutan tersebut lalu diberi nama Karanganyar oleh Raden Mas Said,” papar dia.

Setelah meninggal dunia, Nyi Ageng Karang dimakamkan di wilayah Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Karanganyar, Karanganyar. Sementara Raden Mas Said dimakamkan di kompleks Astana Mangadeg yang terletak di wilayah Kecamatan Matesih, Karanganyar.

Sementara seorang warga Kelurahan Tegalgede, Karanganyar, Suprapoto, menuturkan para pejabat pemerintah kabupaten (Pemkab) Karanganyar selalu berziarah ke petilasan Nyi Ageng Karang saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Karanganyar. Tak hanya itu, masyarakat juga kerap berziarah ke petilasan Nyi Ageng Karang pada Kamis malam.

Mereka membawa air dan menggelar ritual di sekitar petilasan tersebut hingga subuh. Mereka ingin meminta berkah atau keselamatan. “Biasanya paling ramai saat malam Jumat, warga yang berziarah ingin ngalap berkah dengan menggelar ritual dan berdoa,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya