SOLOPOS.COM - Peserta saling serang saat tradisi perang obor di Desa Tegal Sambi, Tahunan, Jepara, Jawa Tengah, Senin (20/6/2022). (Antara/Yusuf Nugroho)

Solopos.com, JEPARA — Tradisi Perang Obor baru saja digelar di Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Senin (20/6/2022) malam. Tradisi yang menampilkan atraksi berbahaya ini sudah digelar secara turun temurun di Jepara. Lantas, bagaimanakah kisah awal mula atau asal usul tradisi Perang Obor di Jepara ini?

Menurut Kepala Desa Tegalsambi, Agus Santoso, asal usul tradisi Perang Obor di Jepara tak terlepas dari kisah perseteruan dua tokoh masyarakat pada zaman dahulu, yakni Kiai Babadan dan Mbah Gemblong. Kala itu, Kiai Babadan meminta bantuan Mbah Gemblong untuk memelihara hewan ternak sapi dan kerbau miliknya.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Akan tetapi, Mbah Gemblong tidak menjalankan amanat tersebut. Ia justru sibuk melakukan pekerjaan yang lain, yakni mencari ikan di Sungai Kembangan. Hal itupun membuat banyak ternak sapi dan kerbau milik Kiai Babadan banyak yang sakit dan mati.

Melihat hal itu, Kiai Babadan pun marah. Ia kemudian menegur Mbah Gemblong. Namun, karena merasa tidak digubris, Kiai Babadan pun mengambil obor yang biasa digunakan untuk mengusir nyamuk dan memukulkan ke Mbah Gemblong.

“Kemudian terjadi pertikaian, Kiai Babadan mengambil sebuah obor yang biasanya digunakan untuk pengusir nyamuk. Ia memukul Mbah Gemblong dengan obor itu. Mbah Gemblong yang tidak terima kemudian membalas. Akhirnya terjadilah saling pukul dengan menggunakan obor,” ujar Agus kepada Solopos.com, Senin malam.

Baca juga: Sangar! Sedekah Bumi, Warga Jepara Perang Obor, Saling Pukul dengan Api

Akibat perang obor itu, hewan ternak yang ada di kandang pun ketakutan dan lari keluar kandang. Namun, siapa sangka hewan-hewan yang sebelumnya sakit justru menjadi sehat setelah keluar dari kandang.

Sedekah Bumi

Konon, lokasi kandang yang menjadi tempat pertikaian atau perang obor itu terjadi di perempatan Desa Tegalsambi. Desa di Jepara itulah yang kini dijadikan tempat digelarnya tradisi Perang Obor karena dianggap merupakan cikal bakal atau asal usul ritual tersebut.

Terlepas dari kisah atau asal usul itu, tradisi Perang Obor di Jepara saat ini sudah menjadi budaya yang dilakukan secara turun temurun. Tradisi itu juga dianggap sebagai sebuah ritual sedekah bumi dan penolak bala bagi masyarakat sekitar.

Baca juga: Foto-Foto Tradisi Perang Obor di Jepara, Ungkapan Syukur Panen Melimpah

Tradisi Perang Obor di Jepara ini memang sempat terhenti dalam dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19. Meski demikian, tradisi ini telah ditetapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemendikbudristekdikti) sebagai Warisan Budaya Tak Benda atau WBTB.

Selain itu, tradisi ini juga sangat menarik perhatiann bagi masyarakat setempat maupun wisatawan luar Jepara. Hal ini terlihat dari banyaknya warga yang menyaksikan ritual tersebut di Desa Tegalsambi, Jepara, Senin malam.

Nah, demikianlah asal usul atau awal mula tradisi Perang Obor di Jepara digelar. Selain digelar untuk melestarikan budaya setempat, tradisi ini juga dipercaya untuk mengusir segala bentuk marabahaya yang bisa mendatangkan bencana bagi warga sekitar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya