SOLOPOS.COM - Ilustrasi tari lengger. (https://disparbud.wonosobokab.go.id/post/detail/1042085/Tari_Lengger.HTML)

Solopos.com, WONOSOBO — Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memang memiliki sederet kesenian asli atau khas daerah, salah satunya adalah tari lengger. Berikut asal usul dan sejarah tari lengger dari berbagai versi yang diolah Solopos.com dari berbagai sumber.

Tari lengger merupakan tari tradisional dari Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng). Tari lengger muncul pada tahun 1910 oleh seseorang bernama Gondowinangun dari Desa Kecis, Kecamatan Selomerto, Wonosobo. Tarian tradisional ini kemudian dikembangkan oleh Ki Hadi Soewarno pada tahun 1960-an.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lengger artinya laki-laki dari kata “eling ngger” atau “ingat nak”. Tujuan dari tari lengger adalah untuk memberikan nasihat dan informasi kepada setiap orang agar dapat mengajak untuk membela kebenaran serta menghilangkan keburukan. Lengger juga termasuk dalam tarian sakral.

Terdapat beberapa versi mengenai asal usul dan sejarah tari lengger. Salah satu sejarah asal usul tari lengger berkaitan kisah cinta Galuh Candra Kirana, putri Prabu Lembu Ami Joyo yang memerintah kerajaan Jenggolo Manik, dengan Panji Asmoro Bangun, putra Raja Ami Luhur yang memerintah Kerajaan Cenggolo Puro.

Untuk mempererat hubungan kedua kerajaan, Prabu Lembu Ami Joyo dan Parabu Ami Luhur sepakat menikahkan kedua anaknya. Namun sayang, pernikahan tersebut hampir kandas karena ulah Galuh Ajeng (putri Prabu Lembu Ami Joyo dari selirnya).

Kemudian Galuh Candra Kirana harus meninggalkan kerajaannya dan menjadi penari lengger. Suatu hari, rombongan tari lengger Galuh Candra Kirana diundang oleh Panji Asmoro Bangun untuk pentas di Kerajaan Cenggolo Puro.

Kemudian Galuh Candra Kirana muncul di hadapan tunangannya. Galuh Candra Kirana memutuskan untuk mengungkap penyamarannya. Panji Asmoro Bangun melihat kecantikan Galuh Candra Kirana dan langsung jatuh cinta hingga akhirnya pasangan tersebut menikah.

Sementara itu, versi lain dari asal usul tari lengger berkaitan dengan penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Konon tari lengger diciptakan Sunan Kalijaga, seorang anggota Walisongo dalam menyebarkan agama Islam.

Sunan Kalijaga menggunakan tari Lengger sebagai cara mengajarkan agama Islam. Seperti tarian tradisional lainnya, tarian Lengger diiringi musik dari alat musik tradisional seperti gambang, saron, kendang, dan gong.

Bahkan karena suksesnya tarian ini hingga menarik perhatian, Sunan Kalijaga, yang akhirnya membangun sebuah tempat ibadah, yang diberi nama langgar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya