SOLOPOS.COM - Rawa Pening di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. (Instagram—wisatasemarang)

Solopos.com, SEMARANG — Rawa Pening adalah objek wisata alam berupa danau yang berada di tiga kecamatan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yakni Kecamatan Ambarawa, Bawen, dan Banyubiru. Lokasinya berada di cekungan terendah lereng Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran yang aliran airnya berhulu dari Sungai Tuntang.

Penamaan “Pening” ini berasal dari kata Bahasa Jawa, yaitu “wening” yang berarti tenang dan damai. Dilansir dari laman kemendikbud.go.id, Jumat (3/6/2022), asal-usul Rawa Pening dikaitkan dengan kisah Baro Klinting, seekor naga yang merupakan anak dari Endang Sawitri, putri Kepala Desa Ngasem.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Karena sebuah kutukan, Endang Sawitri mengandung dan melahirkan seorang anak berwujud naga. Keberadaan Baro Klinting yang berupa ular naga ini tidak diterima oleh sang ayah hingga akhirnya, saat sudah dewasa, Baro Klinting ingin diterima oleh sang ayah dan ingin berubah menjadi manusia.

Ekspedisi Mudik 2024

Singkatnya, sang ayah mengutus Baro Klinting untuk bertapa ke Gunung Telomoyo. Ia bertapa dengan melilitkan tubuh naganya sampai ke puncak Gunung Telomoyo. Tapi sayangnya, kumpulan warga Desa Pathok yang tengah berburu tidak melihat wujud keseluruhan Baro Klinting. Mereka hanya melihat ekor Baro Klinting saja yang kemudian mereka metongnya dan dibawa pulang ke desa.

Selesai bertapa, Baro Klinting yang berubah menjadi manusia pulang ke desanya, yaitu Desa Pathok dengan kondisi luka-luka sehingga keberadaannya ditolak oleh warga, bahkan ayahnya sendiri yang seorang pertapa dan telah mengutusnya untuk bertapa di Gunung Telomoyo, juga menolak kepulangannya.

Singkat cerita, ada seorang nenek yang merupakan warga desa setempat yang mau menerima dan merawatnya seperti anak sendiri. Hingga akhirnya, Baro Klinting menantang warga untuk mencabut sebatang lidi yang dia tancapkan sebelumnya ke tanah. Ajaibnya, tidak ada seorang pun yang berhasil mencabutnya.

Baca Juga: Ada Kerajaan Gaib, Gunung Slamet Paling Angker di Jawa?

Cekungan Terendah dari 3 Gunung

Hingga akhirnya, lidi itu dicabut oleh Baro Klinting dan seketika mengeluarkan air hingga membanjiri seluruh desa. Dari semua warga desa, hanya nenek yang merawat Baro Klinting lah yang selamat. Sebelumnya, Baro Klinting sudah memperingatkan nenek tersebut untuk menaiki lumpang saat air mulai membanjiri desa.

Hingga kini, warga setempat mempercayai bahwa Rawa Pening konon adalah sebuah Desa Pathok yang dikutuk oleh Baro Klinting karena perlakuan warga desa tersebut kepada dirinya. Sementara itu, berdasarkan penelusuran Solopos.com, kemunculan Rawa Pening secara ilmiah merupakan hasil pergeseran  lempeng bumi pada zaman Pletosen.

Jika dilihat secara geografis, Rawa Pening adalah cekungan terendah di antara tiga gunung yang mengitarinya hingga menjadi hilir bagi aliran air dari tiga gunung tersebut. Air yang tertampung akhirnya membentuk sebuah genangan air yang luas layaknya sebuah danau

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya