SOLOPOS.COM - Ilustrasi ramalan Raja Jayabaya (Sumber: Okezone.com)

Solopos.com, SOLO — Ramalan Jayabaya menjadi salah satu ramalan yang paling populer sepanjang sejarah Nusantara. Jayabaya adalah seorang raja dari Kerajaan Kediri.

Dia disebut sebagai orang yang membawa Kerajaan Kediri sampai ke masa kejayaan. Dia dikenal memiliki kesaktian dan ilmu kanuragan yang membuatnya mampu meramalkan masa depan.

Promosi BRI Jadi Perusahaan Pertama Penuhi Standar Prisma Versi Kemenkumham

Dihimpun dari berbagai sumber, Rabu (8/12/2021), ramalan Jayabaya yang sering disebut sebagai Jangka Jayabaya masih dipercaya dari dulu sampai sekarang dalam tradisi Jawa. Ramalan ini dikenal secara turun temurun oleh para pujangga.

Baca juga: Arief Puyuono: Airlangga & Ganjar Capres Top Versi Ramalan Jayabaya

Dikutip dari Wikipedia, asal-usul ramalan Jayabaya dapat dilihat pada Kitab Musasar yang digubah oleh Sunan Giri Prapen. Meskipun banyak keraguan tentang keasliannya, tapi bunyi bait pertama Kitab Musasar yang menuliskan bahwa Jayabaya yang membuat ramalan tersebut.

Meskipun banyak simpang siur terkait asal mula ramalan ini, namun kebanyakan sumber meyakini ramalan tersebut berasal dari Kitab Asrar (Musarar) yang digubah Sunan Giri Perapan (Sunan Giri ke-3) yang dikumpulkan pada tahun Saka 1540 = 1028 H = 1618 M. Jadi, penulisan sumber ini sudah ada sejak zaman Sultan Agung dari Mataram bertakhta (1613-1645 M).

Meski demikian, Kitab Jangka Jayabaya yang pertama dan dipandang asli, adalah buah karya Pangeran Wijil I dari Kadilangu (Pangeran Kadilangu II) yang ditulis pada tahun 1666-1668 Jawa = 1741-1743 M. Sementara Jangka Jayabaya yang dikenal saat ini adalah gubahan Kitab Musarar karangan Sunan Giri ke-3 tersebut.

Baca juga: Ramalan Jayabaya: Jawa Berkalung Besi

Kitab itu memuat ringkasan riwayat negara Jawa, yaitu gambaran pergantian negara sejak zaman purbakala hingga jatuhnya Majapahit, lalu diganti dengan Ratu Hakikat ialah sebuah Kerajaan Islam pertama di Jawa yang berlangsung antara 1478-1481 H. Oleh pujangga, Kitab Asrar digubah dan dibentuk lagi dengan pendirian dan cara berbeda, yang mengambil permulaan cerita Raja Jayabaya.

Isi Kitab Asrar yang memuat ramalan Jayabaya itu banyak diperhatikan pujangga di Surakarta pada abad 18/19 Masehi. Ramalan itu pula yang menjadi sumber perpustakaan dan kebudayaan Jawa Baru hingga akhirnya muncul karangan baru Serat Jayabaya yang bersifat hakikat bercampur ramalan.

Semua itu bersumber dari satu buku, yaitu Kitab Asrar yang merupakan gubahan dari ramalan Jayabaya. Dengan demikian Jangka Jayabaya yang terkenal sampai saat ini adalah gubahan dari Pangeran Wijil I pada 1749 Masehi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya