SOLOPOS.COM - Sesepuh warga menyiramkan air kepada sejumlah warga lainnya saat menjalani Tradisi Mandi Tolak Bala Rebo Wekasan di Kampung Karundang, Serang, Banten, Rabu (6/10/2021). Tradisi tersebut berlangsung pada hari Rabu setiap akhir bulan Shafar pada penanggalan Jawa untuk memohon perlindungan dari Allah atas segala macam bencana yang terjadi. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/hp.

Solopos.com, SOLORabu Wekasan merupakan sebuah tradisi turun temurun yang diperingati setiap hari Rabu terakhir bulan Safar. Pada 2022, Rabu Wekasan jatuh pada besok, Rabu, 21 September 2022.

Hari tersebut juga dikenal dengan istilah Rabu Pungkasan. Pada hari ini, biasanya masyarakat Jawa akan menyelenggarakan banyak ritual adat dengan tujuan menolak bala serta memohon agar diberikan hasil Bumi yang melimpah.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Adapun aktivitas yang sering dilakukan, meliputi membaca tahlil, zikir bersama, berbagi makanan baik dalam bentuk gunungan maupun selamatan, hingga salat sunah tolak bala.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari skripsi yang diterbitkan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya, para ulama menyebutkan pada Safar, Allah SWT menurunkan 320.000 sampai 500.000 lebih macam penyakit atau musibah. Untuk mengantisipasi agar terhindar dari musibah tersebut, para ulama menganjurkan memperbanyak istigfar dan membaca doa ketika Rabu Wekasan. Sehingga hal tersebut menjadi tradisi seperti saat ini.

Baca Juga: Mengenal Mitos Rebo Wekasan seperti di Film Horor Inang

Menurut penelitian tersebut, tradisi Rabu Wekasan ternyata bukan hanya dikenal oleh masyarakat Jawa saja, melainkan Madura, Sunda, hingga Melayu. Hal ini menjadi salah satu bukti tradisi ini diwariskan secara turun temurun.

Sementara itu, di Jawa tradisi Rabu Wekasan sudah dikenal sejak 1483, termasuk di Gresik, Jawa Timur. Di Desa Suci, Gresik, Rabu Wekasan selalu diadakan kirab tumpen raksasa dan mandi di sendang ketika malam hari.

Baca Juga: Biaya Isi Bensin Full Tank Motor Vario 125 dengan Harga Pertalite Rp10.000

Selain di Gresik, Rabu Wekasan juga menjadi tradisi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat DIY melakukan upacara tradisional pada hari tersebut di Tempuran, tempat bertemuanya dua sungai, Kali Opak dan Kali Gajah Wong.

Mulanya, upacara ini digelar oleh Sultan Agung saat menyelenggarakan pertemuan dengan Kanjeng Ratu Kidul sang penguasa Pantai Selatan.

Baca Juga: Penuh dengan Filosofi, Deretan Arti Kata Sekaten dari Berbagai Bahasa

Namun, lambat laun upacara ini dirasakan mempunyai efek negatif. Hingga akhirnya, acara ini pun diubah jadi acara adat arak-arakan gunungan hasil bumi dengan tujuan menolak bala maupun kesialan lainnya.

Baca Juga: Sejarah Sekaten Solo, Ternyata Dulu sebagai Sarana Penyebaran Islam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya