SOLOPOS.COM - Alun-alun di Pemalang terpampang logo Pusere Jawa. (Facebook)

Solopos.com, PEMALANG — Keberadaan Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah memiliki keterkaitan dengan Kerajaan Mataram Islam. Sebelumnya, berdasarkan catatan Rikloef Van Goens dan data dalam buku yang ditulis W. Fruin Mees, menyatakan bahwa pada 1575, Kabupaten Pemalang merupakan salah satu dari 14 daerah merdeka di Pulau Jawa dengan dipimpin oleh seorang raja.

Hingga akhirnya, Panembahan Senopati dan Panembahan Sedo Krapyak dari Kesultanan Mataram Islam menaklukan 14 daerah merdeka tersebut, salah satnya adalah Pemalang. Sejak saat itu, Pemalang menjadi daerah vasal Mataram.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, Selasa (17/5/2022), pada masa sebelum abad ke-17, Pemalang dan Kendal merupakan daerah penting dengan keberadan jalan penghubung daerah di kawasan pantai utara (Pantura) dengan daerah pedalaman Jawa Tengah.

Pada 1652, Sunan Amangkurat II mengangkat Ingabehi Subajaya menjadi Adipati Pemalang dan pada 1678, Sunan Amangkurat II memantapkan pemerintahan setelah pemberontakan Trunaja berhasil ditumbangkan dengan bantuan VOC.

Sementara itu, menurut catatan Belanda pada 1820, Pemalang diperintah oleh Adipati Tumenggung Suralaya dan dalam masa pemerintahannya,dia berhubungan erat dengan tokoh Kanjeng Swargi atau Kanjeng Pontang, seorang Adipati yang terlibat dalam perang Diponegoro.

Baca Juga: Gunung Prau, Spot Golden Sunrise Terbaik di Jawa Tengah

Sementara itu pada buku lain, yaitu De Java Oorlog van 1825-1830 dilaporkan bahwa Residen Van den Poet mengorganisasi beberapa barisan terbaik dari Tegal, Pemalang dan Brebes untuk mempertahankan diri dari pasukan Diponegoro yang berlangsung dari September 1825 hingga akhir Januari 1826.

Keterlibatan Pemalang dalam membantu Belanda ini dikaitkan dengan adanya keterangan Belanda yang menyatakan Adipati Reksodiningrat hanya dicatat secara resmi sebagai Adipati Pelang hingga 1825. Besar kemungkinan  peristiwa pengerahan warga Pemalang itu terjadi setelah Adipati Reksodiningrat bergabung dengan pasukan Diponegoro yang didorong pemberhentian Reksodiningrat menjadi Adipati.

Pada abad ke-20,Pemalang memiliki tiga pusat Kabupaten, yaitu yang pertama di Desa Oneng dengan sisa peninggalan Dukuh Oneng. Kemudian, pusat yang kedua adalah di Ketandan dengan sisa-sisa bangunan di sekitar klinik Ketandan dan yang ketiga adalah kantor kabupaten yang sekarang ini berada di Alun-Alun Kota Pemalang.

Baca Juga: Misteri 3 Kerajaan Gaib di Jembatan Comal Pemalang

Sementara itu, berdasarkan diskusi pakar yang dibentuk oleh Tim Kabupaten Pemalang, hari jadi Kabupaten Pemalang jatuh pada tanggal 24 Januari 1575, sesuai dengan catatan dalam buku yang ditulis W. Fruin Mees yang menyatakan bahwa Pemalang adalah salah satu dari 14 wilayah merdeka di pulau Jawa.

Sedangkan asal mula penamaan Pemalang memiliki beragam versi,namun salah satu yang paling sesuai dengan kondisi kota pantura tersebut adalah adanya Sungai Me’Malang (Bahasa Jawa: Membentang).Sungai ini membentang dari utara Desa Kabunan hingga membujur ke pelabuhan Pelawangan.Sungai tersebut sering digunakan sebagai sarana angkutan yang membawa barang-barang dari pusat Pemalang ke berbagai wilayah,seperti Kabunan, Taman, Beji, Pedurungan (Abad 16).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya