SOLOPOS.COM - Kondisi Kantor Kepala Desa Nguter di Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Jumat (3/7/2015). (Bony Eko WIcaksono/JIBI/Solopos)

Asal usul ini terkait kisah penamaan Desa Nguter di Kecamatan Nguter, Sukoharjo.

Solopos.com, SUKOHARJO – Masyarakat Desa Nguter di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, buruh, dan pedagang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meski karakteristik masyarakatnya tak jauh berbeda dengan daerah lain di Sukoharjo, namun ada sisi historis yang cukup menarik dari penamaan Nguter.

Berdasarkan informasi yang dihimpun , nama Desa Nguter berkaitan dengan perjalanan rombongan bangsawan dari Keraton Solo yang hendak mencari tanah di daerah Sukoharjo.

Ekspedisi Mudik 2024

Pada zaman dahulu, para bangsawan Keraton Solo ingin mencari tanah untuk menambah aset di sekitar Sukoharjo dan Wonogiri.

Mereka berjalan kaki dari pagi hingga petang hari mencari tanah yang kondisinya subur ke arah selatan atau Sukoharjo.

“Jadi masih ada hubungannya dengan Keraton Solo. Ada bangsawan Keraton Solo yang hendak mencari tanah,” kata sesepuh Desa Nguter, Sumin, saat ditemui , awal Juli 2015 lalu.

Lantaran merasa capek dan haus, beber dia, para bangsawan Keraton Solo memilih beristirahat di pinggir jalan. Mereka melihat beberapa pohon kelapa dengan batang pohon yang menjulang tinggi ke langit.

Namun, mereka tak mau dan tak berani memanjat pohon kelapa untuk mengambil buah kelapa muda.

Kebetulan kala itu seorang kyai bernama Sabuk Alu melewati daerah itu. Dia berpapasan dengan para bangsawan keraton tersebut. Kyai Sabuk Alu dikenal sebagai tokoh masyarakat yang mempunyai kesaktian.

Para bangsawan keraton itu meminta Kyai Sabuk Alu untuk mengambil buah kelapa muda. Lantaran sakti mandraguna, Kyai Sabuk Alu hanya memegang batang pohon kelapa.

Batang pohon kelapa melengkung nyaris menyentuh tanah. “Para bangsawan keraton langsung memetik buah kelapa muda dan meminumnya. Sementara Kyai Sabuk Alu langsung pergi meninggalkan para bangsawan,” terang dia.

Kemudian, rombongan bangsawan keraton melanjutkan kembali perjalanan mencari tanah. Mereka berjalan kaki sambil melihat tanah yang kondisinya paling subur hingga menemukan aliran sungai yang cukup besar. Sungai itu membelah wilayah Sukoharjo bagian selatan.

Para bangsawan keraton memutuskan memutar arah mengelilingi aliran sungai. “Mereka muter [berputar] mengelilingi sungai. Warga setempat langsung memberi nama desa yakni Nguter,” kata Sumin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya