SOLOPOS.COM - Ilustrasi pernikahan dini (istimewa)

Solopos.com, SOLO — Tahukah Anda terdapat mitos larangan menikah bagi warga Mayang, Sukoharjo dengan Pajang, Solo, Jawa Tengah?

Kisah mitos ini bermula dari hubungan percintaan antara Raden Pabelan, putra dari Tumenggung Mayang dengan Putri Sekar Kedaton, putri dari Sultan Hadiwijaya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada zaman dahulu, Raden Pabelan dikenal sebagai seorang pemuda tampan yang mempunyai kekuatan tingkat tinggi. Konon katanya, dia bisa menaklukan hati perempuan yang ia inginkan, baik perawan, janda, maupun istri orang.

Baca Juga:  Akhirnya Aurel Hermansyah Ketemu Raul Lemos, Netizen Ikut Bahagia

Berdasarkan informasi yang diunggah pengelola akun Instagram @misterisolo, mitos larangan menikah orang Mayang dengan Pajang ini bermula dari tantangan Tumenggung Mayang kepada sang putra untuk menaklukkan putri Raja Pajang pada masa itu.

“Akhirnya berbekal ilmu bongkar pagar gaib dan pengasihannya, Raden Pabelan berhasil masuk keputren dan memadu kasih dengan Putri Sekar Kedaton. Sayangnya hal ini diketahui pihak keraton dan sang Raja yang naik pitam langsung memerintahkan prajuritnya untuk menangkap dan membunuh Raden Pabelan,” kata dia.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Disomasi Pekerja Sosial, Nikita Mirzani Angkat Bicara

Raden Pabelan akhirnya meninggal dengan hujaman puluhan keris di badannya. Sang pujaan hati, Putri Sekar Kedaton sangat sedih melihat Raden Pabelan tewas mengenaskan seperti itu. Akhirnya, dia bunuh diri dengan terjun ke sumur yang ada di kaputren. “Konon, mayat sang putri juga tidak diangkat sebagai simbol hukuman yang adil dari sang raja,” ungkap pengelola akun Instagram @misterisolo.

Bukan hanya memunculkan mitos larangan menikah orang Mayang dan Pajang, hal tersebut juga menjadi pemicu perang Mataram. Pasalnya, kakak dari Tumenggung Mataram yakni Panembahan Senopati juga menaruh dendam kepada sang raja.

Baca Juga: Biaya Endorsement Capai Rp150 Juta, Siapa Sebenarnya Rachel Vennya?

“Konon, dalam perjalanannya sebelum diselamatkan Panembahan Senopati dari hukuman buangnya Tumenggung Mayang pernah berserapah bahwa siapapun orang yang lahir dari tanah Mayang tidak boleh menikahi orang yang lahir dari tanah Pajang,” katanya.

Konon katanya jika ada yang melanggar mitos larangan menikah ini, rumah tangganya akan mendapatkan kesialaan dan perundungan.

Baca Juga: 8 Kampus di Indonesia yang Lulusannya Cepat Dapat Kerja

“Sumpah serapah ini yang menjadi sumber akan mitor bahwa orang daerah Mayang dianjurkan untuk tidak menikah dengan orang daerah Pajang. Namun mitos tetaplah mitos, ada yang percaya tapi banyak yang tidak. Semua tergantung dengan sudut pandang kita terhadap budaya dan kasus yang sudah ada. Percaya tidak percaya, bagaimana Anda menyikapinya,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya