SOLOPOS.COM - Ilustrasi kawasan Malioboro, Yogyakarta. (Antara/Hendra Nurdiyansyah)

Solopos.com, JOGJA – Malioboro Jogja adalah jujugan para wisatawan yang datang ke Kota Gudeg, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kawasan ini merupakan pusat perbelanjaan yang berada di jantung kota.

Tahukah Anda bagaimana asal usul atau sejarah nama Malioboro? Sejumlah literatur menyebut penamaan Malioboro berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang dahulu pernah menduduki Jogja pada tahun 1811 – 1816 M yang bernama Marlborough.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca juga: Malioboro Jogja Tak Ramah Wisatawan, Ada Apa Gerangan?

Pembangunan Malioboro Jogja

Pemerintah kolonial Hindia Belanda membangun Malioboro di pusat Kota Jogja pada abad ke-19 sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian.

Namun informasi itu dibantah oleh sejarawan Peter Carey. Dalam bukunya Asal Usul Nama Yogyakarta-Malioboro, dosen emeritus di Trinity College Oxford itu menyatakan hal itu tidak masuk akal.

Pasalnya, jalan raya ini telah dibangun dan digunakan untuk tujuan seremonial tertentu selama lima puluh tahun sebelum orang Inggris mendirikan pemerintahannya di Jawa, dan besar kemungkinan bahwa jalan ini sejak awal telah dikenal sebagai Jalan Malioboro, yang berarti jalan berhiaskan untaian bunga. Peter Carey menyebut ada penjelasan lain yang jauh lebih masuk akal.

“Petunjuknya adalah nama Ngayogyakarta sendiri yang kemungkinan berasal dari kata Ayodhya dalam bahasa Sanskerta [Bahasa Jawa modern: Ngayodya], ibu kota pahlawan India Rama dalam epos Ramayana,” kata Peter Carey dikutip dari Asal Usul Nama Yogyakarta-Malioboro.

Baca juga: Ketika Malioboro Tanpa PKL

Dikatakannya, pengaruh kesusastraan India seperti itu, yang di Jawa dikenal melalui media kakawin (puisi bermetrum sekar ageng) yang berbahasa Jawa Kuno, mungkin memengaruhi pilihan nama Malioboro, yang kelihatannya merupakan bentuk saduran bahasa Jawa dari kata “malyabhara” (berhiaskan untaian bunga) dalam bahasa Sanskerta.

Kata Malioboro mulai banyak digunakan di ibu kota Sultan setelah perjanjian perdamaian Giyanti pada 13 Februari 1755. Kata Maliabara kata dia, benar-benar ditemukan di naskah yang berasal dari Jogja pada pertengahan abad ke-18.

“Bagi orang Jawa, Malioboro [Maliabara] menjadi jalan yang [amat] terlalu penting untuk diberi nama menurut nama seorang Inggris, yang merupakan orang asing bagi mereka,” kata Peter Carey.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya