SOLOPOS.COM - Seorang warga melintas di depan Balai Desa Majegan di Kecamatan Tulung, Jumat (28/10/2016). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Asal usul kali ini membahas Desa Majegan yang terletak di Kecamatan Tulung, Klaten.

Solopos.com, KLATEN — Desa ini terletak di Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Majegan namanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut informasi dari warga setempat, nama tersebut tak terlepas dari latar belakang Majegan yang pada zaman penjajahan Belanda dijadikan lokasi mengumpulkan pajak.

Berbagai jenis hasil bumi dari kawasan di Tulung dan sekitarnya dikumpulkan di lokasi tersebut sebelum disetorkan ke pemerintah Belanda. Desa Majegan berada di Klaten bagian utara.

Sebagian besar masyarakat desa tersebut bekerja sebagai petani dan buruh tani. Desa ini berbatasan langsung dengan Beji di bagian barat dan Dalangan di bagian timur.

Hingga saat ini, masyarakat di desa ini masih mengandalkan hasil bumi. Majegan memiliki luas wilayah hingga 233 hektare, terdiri atas 180 hektare berupa areal pertanian kering dan basah.

Total warga di desa yang memiliki 18 dukuh ini berkisar 1.400 keluarga (KK). “Saat zaman dahulu [penjajahan], di desa ini selalu penuh dengan upeti. Semua hasil bumi nglumpuk di sini, seperti kelapa, singkong, beras, jagung, dan lain sebagainya. Dahulu, pajak itu kan berupa hasil bumi. Majegan ini berasal dari kata pajek [pajak]. Seiring berkembangnya waktu menjadi Majegan,” kata Kepala Desa (Kades) Majegan, Widodo, kepada Solopos.com, Jumat (28/10/2016).

Areal pertanian di Majegan mengandalkan sumber air di desa setempat. Saat ini, sumber air itu akan dikembangkan menjadi embung yang bisa memberikan dampak positif bagi warga.

Selain itu, bisa dijadikan sebagai objek wisata.  “Hampir 90 persen masyarakat di sini adalah petani. Makanya, pembangunan desa selalu diarahkan ke sana. Misalnya, pembangunan jalur irigasi, jalan di areal pertanian, talut, dan lain sebagainya,” katanya.

Terpisah, Kepala Urusan (Kaur) Majegan Hartono, mengatakan masyarakat di desanya mengetahui asal-usul pemberian nama Majegan dari cerita turun-temurun. Pemberian nama Majegan diharapkan dapat memotivasi ketaatan warga dalam membayar pajak.

“Cerita pemberian nama Majegan ini terus mengalir hingga saat ini. Generasi muda di sini juga mengetahui asal-usul nama Majegan dari tradisi turun-temurun itu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya