Solopos.com, SOLO – Ledre merupakan salah satu jajanan khas Solo yang sering dijadikan oleh-oleh. Konon, kuliner Solo yang satu ini sudah ada sejak 1984.
Rasa manis dan gurih yang berpadu sempurna membuat ledre punya banyak peminat. Dihimpun dari berbagai sumber, Rabu (11/9/2019), ledre berasal dari Laweyan, Solo. Kuliner Solo yang satu ini memang sangat eksis di kawasan Kampung Batik Laweyan berkat tangan terampil Sri Martini.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Ledre terbuat dari beras ketan, kelapa, dengan isian pisang. Beras ketan yang hendak dimasak harus direndam air semalaman agar lebih empuk. Ketan dimasak dengan campuran santan kental layaknya menanak nasi.
Setelah matang, ketan dicampur dengan parutan kelapa muda. Ketan kemudian dipanggang di wajan khusus dan ditekan-tekan agar bentuknya pipih. Selanjutnya masukkan isian berupa pisang dan tekuk ledre menjadi dua bagian berbentuk setengah lingkaran.
Bau gosong ketan panggang itulah yang menjadi ciri khas ledre. Kini, isian ledre lebih bervariasi. Bukan hanya pisang, ledre bisa juga diisi dengan cokelat, keju, nangka, bahkan durian.
Kue ledre khas Solo ini dijual dengan harga yang cukup terjangkau. Satu buah ledre biasanya dihargai Rp2.500-Rp5.000 bergantung isiannya.