SOLOPOS.COM - Warga melintas di pintu masuk utama Kyai Ageng Singoprono di Gunung Tugel, Dukuh Kalangan, Desa Nglembu, Sambi, Boyolali, Jumat (19/2/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Asal usul Gunung Tugel Boyolali dari gunung pecah akibat adu kanuragan dua sahabat.

Solopos.com, BOYOLALI – Gunung Tugel berada di Dukuh Kalangan, Desa Nglembu, Sambi, Boyolali. Ketinggian gunung itu mencapai 97,8 meter di atas permukaan (mpdl) dan memiliki luas sekitar 700 meter persegi.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Asal muasal penamaan Gunung Tugel tak lepas dari pertarungan antara dua orang teman satu perguruan pada zaman Mataram Islam. Dua orang itu adalah Kyai Ageng Singoprono yang menganut ilmu putih dan Kyai Nogorunting yang menganut ilmu hitam.

Di puncak Gunung Tugel terdapat makam Kyai Ageng Singoprono. Untuk menuju ke makam harus terlebih dulu menaiki 300 anak tangga.

Petugas Penjaga Makam, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Boyolali, Joko Mulyono, mengatakan pertarungan dua orang teman itu dipicu karena perbedaan pendapat. Bermula ketika Kyai Ageng Singoprono bertamu ke rumah Kyai Nogorunting yang berlokasi di kawasan Gunung Madu, Klego, Boyolali.

Ia menjelaskan Kyai Nogorunting mengambilkan buah kelapa hijau dengan cara menyentuh batang pohon dengan tangannya dan buah kelapa jatuh semua.

Cara itu ditentang oleh Kyai Singoprono yang mengajarinya memetik buah kelapa dengan membengkokkan batang pohon dan mengambil satu buah kelapa.

“Kalau buah itu jatuh semua kasihan anak cucu nanti tidak kebagian sehingga mengambil buah secukupnya saja,” ujar Joko sambil menirukan perkataan Kyai Singoprono kepada Kyai Nogorunting.

Setelah kejadian itu, lanjut dia, Kyai Nogorunting marah dan mengajak beradu kanuragan. Gunung Tugel dipanah Kyai Nogorunting dari atas Gunung Madu yang menyebabkan gunung menjadi terpecah menjadi beberapa bagian. Karena kondisi menjadi pecah belah dinamai Gunung Tugel sampai sekarang.

Kerabat Keraton Solo, KRT Surojo Adi Nagoro, mengatakan sosok Ki Ageng Singoprono merupakan keturunan Prabu Brawijaya V serta Joko Tingkir.

Pada saat itu Kiyai Ageng menjabat sebagai Demang Simowalen yang saat ini menjadi wilayah Kecamatan Simo, Boyolali. Sosok Kiyai Ageng Singoprono termasuk kerabat Keraton Surakarta Hadiningrat yang cukup berpengaruh.

“Sebagian besar keturunan Kiyai Ageng Singoprono menjadi raja dan tokoh perpengaruh di Keraton Solo seperti PB IX,” kata dia.

Ia menjelaskan Kiyai Ageng tekenal sebagai pemimpin halus, berbudi luhur dan bijaksana, sehingga diberikan gelar Singoprono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya