SOLOPOS.COM - Kolom erupsi Gunung Merapi terlihat dari wilayah Dukuh Gondang, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kamis (13/2/2020) sekitar pukul 05.16 WIB. (Istimewa/Jainu)

Solopos.com, KARANGANYAR – Gunung Merapi berada di perbatasan dua provinsi, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Cerita pertarungan antara Empu Rama dan Empu Pamadi yang ngeyel atau tidak mau kalah dengan Batara Narada serta Dewa Penyarikan menjadi asal-usul terbentuknya Gunung Merapi.

Kisah ini disarikan Semarangpos.com, Kamis (30/7/2020), dari video unggahan channel Youtube Dongeng Kita pada 10 Februari 2020. Pada animasi itu diceritakan Empu Rama dan Empu Pamadi tinggal di dataran luas berupa hutan lebat di sekitar Gunung Jamurdipa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Gunung Jamurdipa berada pada pantai berbatu karang di sebelah selatan dari hutan tadi. Gunung tersebut sudah tidak aktif.

Superkilat, Warga Desa Pengkok Sragen Bisa Sembelih 151 Sapi dan 111 Kambing dalam 3,5 Jam

Suatu hari, Batara Narada dan Dewa Penyarikan memeriksa Gunung Jamurdipa. Kedua empu sakti itu melapor kepada Batara Guru bahwa gunung itu menyebabkan Pulau Jawa miring ke selatan. Maka, mereka harus memindahkannya ke bagian tengah Pulau Jawa, yaitu dataran rendah di utara.

Tak lama kemudian, Batara Narada dan Dewa Penyarikan diberi perintah untuk membujuk dua empu tadi pindah. Mereka pun berdiskusi, namun tidak mencapai kata mufakat.

“Jika kami pindah, maka keris yang kami buat akan turun kualitasnya. Hanya hutan ini yang bisa membuat keris kami memiliki kualitas yang baik,” kata salah satu empu.

Keramat, Begini Penampakan Watu Sigong Klaten yang Mainkan Suara Gamelan Misterius

Pertarungan Sengit

Setelah gagal bernegosiasi, Batara Narada dan Dewa Penyarikan memutuskan menggunakan kekerasan. Kedua empu itu pun mengeluarkan keris untuk bertarung melawan dewa.

Pertarungan itu berlangsung lama. Namun, akhirnya kedua empu berhasil mematahkan senjata lawan mereka menggunakan keris. Batara Narada dan Dewa Penyarikan kembali menghadap Batara Guru.

“Tidak ada jalan lain. Kalian harus memindahkan Gunung Jamurdipa sekarang meskipun akan menimpa dua empu tersebut,” perintah Batara Guru.

Jelang Disidang, Penista Agama Ditembak Mati di Pengadilan

Batara Narada dan Dewa Penyarikan mengangkat gunung tadi sambil terbang. Selanjutnya, mereka meletakkan gunung di tempat Empu Rama dan Empu Pamadi sedang berdiri. Kedua empu tersebut pun meninggal dunia.

Lokasi Gunung Jamurdipa sudah dipindahkan. Gunung itu menjadi aktif lagi karena berada tepat di atas tungku perapian, yaitu tempat kedua empu memanaskan besi. Lama-kelamaan, gunung itu lebih dikenal dengan nama Gunung Merapi. (Razita Dewinta/JIBI/Semarangpos.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya